Kalau kita biarkan isu HAM ini bergulir, akan bahaya.
Jakarta (ANTARA) - Wasekjen Persatuan Aktivis dan Warga Nusantara (Pandawa Nusantara) Ronald Loblobly meminta semua pihak untuk tetap mewaspadai isu rasisme dan HAM di Papua.
"Kasus rasisme dan HAM masih menjadi dua isu yang kerap mencuat di Papua. Isu ini juga kerap menjadi tunggangan sejumlah pihak tak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana di Indonesia," kata Ronald dalam diskusi Jakarta Journalist Center bertajuk Tudingan Rasis dan Pelanggaran HAM di Papua secara daring, Jumat.
Ronald mengibaratkan Papua merupakan rumah yang indah dan menarik banyak pihak. Dalam sejarahnya, pemerintah Orde Baru kerap menggunakan tindakan represif dalam menuntaskan masalah di Papua.
"Kita harus waspadai isu yang dimainkan di Indonesia sendiri. Kalau kita biarkan isu HAM ini bergulir, akan bahaya. Sementara itu, mereka yang 'menggoreng' isu HAM dan rasisme di Papua, berbicara dari luar negeri dan difasilitasi negara lain," kata Ronald menegaskan.
Untuk menyelesaikan masalah di Papua, menurut Ronald, harus menggunakan pendekatan ideologis. Semua pihak harus duduk bersama untuk menentukan langkah terbaik demi masa depan Papua
Menurut Ronald, pembangunan di Papua harus terus digalakkan sehingga tak ada rakyat daerah ini yang merasa menjadi anak tiri di NKRI.
"Agar rakyat Papua mendapat hal yang sama dengan daerah lain, daerah ini harus punya fasilitas yang mumpuni seperti Jakarta," katanya.
Selain itu, lanjut Ronald, sebagai anak bangsa yang sama dari Sabang sampai Marauke.
"Sekarang menjadi tugas bagaimana gaungkan Pancasila di seluruh Indonesia," katanya.
Dalam diskusi itu turut hadir Ketua Karang Taruna Papua Barat Armando Rilon Idorway, Wakil Kepala BP Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos, dan peneliti senior LIPI Hermawan Sulistyo.
Baca juga: Pencetus BEM SI deklarasikan organisasi Pandawa Nusantara
Baca juga: Indonesia jawab politisasi isu Papua oleh Vanuatu di Dewan HAM
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021