Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin, mendorong para santri untuk menjadi roda penggerak perekonomian nasional yang cukup terdampak krisis pandemi Covid-19.
"Para santri harus berkontribusi, terus berusaha dan berkarya di berbagai bidang untuk menggerakkan kembali roda perekonomian nasional," kata dia, dalam keterangan dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden, di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Wapres meminta MES berperan penting mengedukasi santri
Dengan potensi jumlah pesantren yang mencapai lebih dari 30.000 di seluruh daerah, Wapres mengatakan hampir separuhnya memiliki potensi ekonomi cukup tinggi.
Merujuk pada data Kementerian Agama, dia menyebutkan jumlah pesantren di Indonesia tercatat sebanyak 34.652 pesantren, dengan jumlah santri mencapai 4.760.000 orang.
Baca juga: Ridwan Kamil: Banyak kiai-santri Jabar berkorban untuk NKRI
"Dari jumlah tersebut, sekitar 44,2 persen di antaranya memiliki potensi ekonomi, mulai dari potensi pengembangan koperasi UMKM dan ekonomi syariah, agribisnis, peternakan, perkebunan maupun juga vokasional," katanya.
Dengan besarnya potensi tersebut pula, lanjut dia, para santri sangat berpotensi untuk memberikan sumbangsih pada berbagai upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Santri berperan dalam penanggulangan COVID-19
Sementara itu, dalam acara peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Istana Negara Jakarta, Jumat, Presiden Joko Widodo mengatakan Pemerintah telah menyiapkan berbagai program bagi para santri untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi masyarakat.
"Pemerintah telah menyiapkan berbagai skema baik melalui (Koperasi) Mekar, KUR, Bank Wakaf Mikro. Saya harap para santri dapat memanfaatkan berbagai program pembiayaan ini dengan baik sehingga pesantren dan santri dapat berperan dalam ekonomi umat," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Program pemerintah berbasis pesantren percepat PEN
Ia juga menekankan pentingnya transformasi digital untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah secara nasional, sehingga Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021