"Gangguan dan ketidakpastian di seluruh Afrika Utara tetap marak dan pasar Eropa berada di posisi merah sekali lagi."

London (ANTARA News/AFP) - Ketegangan di Libya mengirimkan guncangan baru ke seluruh pasar-pasar keuangan pada Kamis, karena saham jatuh, minyak melambung mendekati 120 dolar Amerika Serikat (AS) dan
dolar Amerika Serikat (AS) jatuh ke rekor terendah terhadap franc Swiss.

Pasar saham utama Eropa memperpanjang kerugian baru-baru ini, dengan sentimen terganggu oleh pemimpin Libya, Muamar Kadhafi bersikeras mempertahankan kekuasaannya, meski lawan-lawannya tampak menguasai sangat luas negara itu.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April menguat setinggi 119,79 dolar AS per barel, yang merupakan level tertinggi sejak 22 Agustus 2008, karena kekerasan Libya memicu kekhawatiran pasokan di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Gangguan dan ketidakpastian di seluruh Afrika Utara tetap marak dan pasar Eropa berada di posisi merah sekali lagi," kata analis Capital Spreads, Simon Denham.

Ia menimpali, "Pagi ini kita telah melihat lonjakan minyak lebih lanjut dengan Brent hampir mencapai 120 dolar AS per barel."

Dolar AS merosot ke level terendah selama ini 0,9341 franc Swiss, karena investor berbondong-bondong ke mata uang safe haven (tempat berlindung yang aman) di tengah kekhawatiran bahwa gejolak di Libya akan mendorong minyak lebih tinggi. Mata uang Jepang juga menguat terhadap euro dan dolar.

"Biasanya mata uang safe haven yen dan franc Swiss saat ini lebih baik karena kekhawatiran meningkatnya ketegangan sosial dan politik di Afrika dan Timur Tengah akan menyebabkan gangguan pasokan yang signifikan mengguncang harga minyak, menghadapi pukulan negatif yang cukup besar untuk pertumbuhan global ke depan," kata ekonom Lee Hardman dari Tokyo-Mitsubishi UFJ.

Perusahaan-perusahaan energi asing telah menghentikan atau memangkas produksinya dari Libya sebagai akibat kekerasan.

Perusahaan minyak terbesar Spanyol, Repsol, menghentikan produksi awal pekan ini, karena protes anti-pemerintah menyebar di Libya.

ENI Italia, perusahaan energi asing terbesar utama di Libya, Kamis mengatakan bahwa pihaknya telah mengurangi produksi minyak dalam negeri dengan lebih dari 50 persen karena sedang berlangsung kerusuhan.

Raksasa energi Inggris, BP, telah mengevakuasi semua staf asing dari negara yang bergolak itu.

Kebanyakan pasar saham Asia juga jatuh pada Kamis karena para pedagang khawatir tentang kekacauan di Libya dan kemungkinan penularan lebih jauh ke dunia Arab kaya minyak lainnya.

Nilai indeks saham gabungan di bursa Hong Kong jatuh 1,34 persen dan Tokyo turun 1,19 persen, sedangkan Sydney ditutup turun 0,75 persen.

Kadhafi telah bersumpah pada Selasa akan membersihkan lawab-lawannya "dari rumah ke rumah" dan "inci demi incl", yang mendatangkan kecaman dari Presiden AS, Barack Obama.

Dengan pengiriman minyak mentah Libya dibatasi, minyak mentah Brent North Sea, yang lebih sensitif terhadap kerusuhan Timur Tengah karena ketergantungan Eropa yang lebih besar pada minyak dari wilayah ini -- telah melonjak minggu ini.

Maroko, Bahrain, Yaman dan Iran sudah dilanda pemberontakan, setelah gerakan serupa menyebabkan pengusiran presiden Mesir dan Tunisia. Di Arab Saudi Raja Abdullah menetapkan peningkatan manfaat sosial untuk mencoba menghadang nasib yang sama.

Pasar Asia dan Eropa juga terseret oleh kejatuhan 0,88 persen di perdagangan Wall Street pada Rabu.
(Uu. A026/M012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011