"Harapan satu-satunya kini ada di tangan Komisi Banding."

Jakarta (ANTARA News) - Tokoh sepakbola Sumaryoto di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa harapan masyarakat pencinta sepakbola di Tanah Air untuk melihat terjadinya reformasi di tubuh organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berada di tangan Komisi Banding yang diketuai Prof Dr Tjipta Lesmana.

"Harapan satu-satunya kini ada di tangan Komisi Banding. Komisi yang dipimpin Prof Tjipta Lesmana itu menjadi benteng pertahanan terakhir," kata Sumaryoto yang menyebutkan dirinya mewakili Kaum Reformis Sepakbola Indonesia (KRSI).

"Oleh sebab itu, komisi yang juga beranggotakan Prof Dr Gayus Lumbuun ini diharapkan bersikap profesional, independen, jujur dan menerapkan aturan main yang benar-benar fair atau fairplay. Integritas Prof Tjipta Lesmana sebagai akademisi yang menjunjung tinggi norma-norma keilmuan kini sedang dipertaruhkan. Jika tidak fair, tentu akan mencederai integritasnya," kata Sumaryoto yang pernah menjadi Ketua I Bidang Organisasi PSSI dimasa Azwar Anas itu.

Salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI, yaitu Jenderal George Toisutta mengajukan upaya banding atas keputusan Komite Pemilihan Calon Ketua Umum PSSI yang tidak meloloskan dirinya.

Selain George, calon lain yang juga tidak lolos verifikasi adalah pengusaha Arifin Panigoro, penggagas Liga Primer Indonesia (LPI).

Sumaryoto menilai, langkah tim verifikasi yang tidak meloloskan George Toisutta adalah tidak fair, bahkan terlalu naif karena menafikan keberadaan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu sebagai pembina Persatuan Sepakbola Angkatan Darat (PSAD) dan juga pengurus Klub Bandung Raya.

"Alasan bahwa Pak Toisutta belum aktif selama lima tahun sebagai pengurus PSSI, sehingga digugurkan, itu terlalu naif. Yang lebih substansial adalah pengabdian beliau di persepakbolaan nasional," kata Sumaryoto, yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.

Ia berharap, Komisi Banding mau mendengarkan suara rakyat dan pemangku kepentingan sepakbola Indonesia yang sudah sejak lama menghendaki adanya reformasi dan bahkan revolusi di tubuh PSSI, karena pengurus PSSI yang ada saat ini sudah terbukti gagal total.

"Jika pencalonan Pak Toisutta tidak diakomodasi, maka kami khawatir akan ada aksi-aksi jalanan. Saat ini saja aksi demo menuntut, agar PSSI direvolusi makin marak, baik di Jakarta maupun daerah-daerah. Suara rakyat harus didengarkan. Komisi Banding jangan sampai mencederai integritas mereka dengan tetap tidak meloloskan Pak Toisutta," katanya.

Sumaryoto juga meminta agar Arifin Panigoro, salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang juga tidak lolos verifikasi, secara legawa tidak melanjutkan langkahnya maju sebagai calon Ketua Umum PSSI Periode 2011-2015 untuk memberikan jalan bagi Toisutta.

"Pak Arifin yang juga dari kubu reformis kami minta legawa. Jangan sampai kekuatan kaum reformis terpecah-belah. Mari kita rapatkan barisan untuk mengantarkan Pak Toisutta ke kursi Ketua Umum PSSI guna mengakhiri kekuasaan status quo yang sudah terbukti gagal memajukan sepakbola Indonesia," katanya.

Ia menimpali, "Kalau kaum status quo itu tetap dipertahankan, kami khawatir akan benar-benar muncul gerakan revolusi untuk menggulingkan mereka, sebagaimana rakyat Mesir menggulingkan Presiden Hosni Mubarak."
(T.A032/R010)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011