Yogyakarta (ANTARA Newas) - Kepercayaan masyarakat kepada organisasi kemasyarakatan (Ormas) masih tinggi sehingga posisi organisasi itu di berbagai daerah relatif dan pusat masih kuat, kata peneliti dari Universiteit Nijmegen, Belanda, Laurens Baker.
"Di tataran bawah, misalnya soal perkawinan hingga kematian, organisasi kemasyarakatan justru sering membantu secara riil, sehingga hal itu yang menjadikan kepercayaan masyarakat kepada ormas masih tinggi," katanya di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.
Dia menilai perhatian ormas kepada realita yang dihadapi masyarakat sering lebih bagus dibandingkan dengan perhatian dari negara.
"Keberadaan ormas di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari faktor sejarah, reformasi, demokrasi, dan desentralisasi. Masing-masing ormas di daerah memiliki karakteristik sendiri-sendiri," katanya.
Ia mengatakan perbedaan karakteristik ormas itu bisa dilihat antara lain dari sifat atau karakteristik, hubungan keagamaan, etnisitas hingga hubungan dengan pemerintah daerah.
Peneliti dari University of Cambridge, Inggris, Lee Wilson mengatakan, seiring dengan pergantian rezim dan desentralisasi, ormas di Indonesia terbagi-bagi di berbagai daerah.
Dengan semboyan yang mereka miliki, seperti ormas antikorupsi, berjuang untuk hak asasi manusia, cinta damai, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan ikut menegakkan hukum membuat ormas memperoleh simpati dari masyarakat.(*)
B015/M008
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011