London (ANTARA News) - Putera Moamer Kadhafi mengatakan ayahnya akan menjadi seorang "Ayah Agung" penasehat dalam rejim baru apapun setelah "gempa bumi positif" mengguncang Libya, Financial Times melaporkan Kamis.
"Ayah saya akan tetap sebagai ayah agung penasehat," kata Saadi Kadhafi, salah satu dari tujuh putera veteran orang kuat kepada surat kabar Inggris melalui telepon dari Tripoli, demikian AFP melaporkan.
"Sesudah gempa bumi positif ini, kami harus melakukan sesuatu bagi Libya," katanya. "Kami harus memasukkan darah segar untuk mengatur negara kami."
Saadi, putra ketiga Kadhafi, mengklaim bahwa 85 persen Libya "sangat tenang dan sangat aman."
"Sekarang pukul 14:00 di Tripoli dan sangat tenang dan sunyi," katanya. "50 atau 60 persen warga sedang bekerja seperti biasanya."
Musuh-musuh Kadhafi Rabu nampaknya menguasai pesisir timur negara itu, mulai dari perbatasan Mesir hingga kota-kota seperti Tobruk dan Benghazi, dimana pasukan pemerintah berganti pihak untuk bergabung dalam pemberontakan, menurut laporan-laporan.
Disamping kemunduran itu, Saadi tidak terpengaruh dan berjanji bahwa wilayah manapun yang terlepas akan dikuasai kembali "cepat atau lambat."
Kadhafi, yang telah memerintah Libya selama lebih dari 40 tahun, menjadi semakin terisolasi di kancah dunia seperti estimasi perlihatkan bahwa 640 hingga lebih dari 1000 orang sipil tewas dalam serangan balasan oleh pasukannya.
"Ada orang yang memprotes pemerintahan ayah saya, hal itu biasa. Setiap orang butuh kebebasan untuk mengungkapkan pendapat mereka," kata Saadi, mantan pemain sepak bola profesional.
Menurut Saadi, kakaknya dan calon pewaris, Saif al-Islam, sedang menyusun konstitusi baru yang akan segera diungkapkan.
Dalam pidato bertele-tele penuh amarah Selasa, Kadhafi, 68, mengancam akan membersihkan lawan "dari rumah ke rumah" dan "inci demi inci" dan bersumpah akan bertarung hingga akhir.
Rejim itu kerap menuduh para demonstran terpengaruh obat-obatan dan alkohol. Saadi mengklaim para pemrotes minum obat "sangat kuat" termasuk amphetamine dan ekstasi, FT melaporkan.
Saadi mengakui rejim itu membom depot amunisi di timur untuk mencegah senjata jatuh ke tangan "ribuan" militan Al Qaeda yang dia klaim sedang mencoba untuk mengeksploitasi "kekacauan" untuk menguasai wilayah tersebut.
Rejim itu juga tidak akan segan-segan menggunakan kekuatan untuk mempertahankan industri hidrokarbonnya yang menguntungkan, janji Saadi.
"Angkatan darat masih sangat kuat," katanya. "Jika kami mendengar sesuatu, kami akan mengirimkan beberapa batalyon. Jika rakyat melihat angkatan darat, mereka akan takut."
Dia mengecilkan kenyataan bahwa banyak diplomat Libya di seluruh dunia telah meninggalkan pos mereka untuk bergabung dengan gerakan anti-Kadhafi.
"Saya tidak peduli dengan orang-orang ini," kata Saadi. "Diplomasi saya harus jujur dan mengatakan yang sebenarnya." (ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011