Dunia mungkin bisa hidup dengan minyak 100 dolar AS karena konsumen dan bisnis sekarang menggunkan harga itu

Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mencapai tertinggi dua tahun di perdagangan Asia, Kamis, karena gejolak berlanjut meruntuhkan Timur Tengah dan mengancam menyebar ke produsen minyak besar lain di wilayah itu, kata analis.

Rabu waktu AS, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, naik 93 sen menjadi 98,93 dolar AS per barel setelah melewati angka 100 dolar AS yang adalah untuk pertama kalinya sejak Oktober.

Minyak mentah Brent Laut Utara untuk penyerahan April naik 1,41 dolar AS menjadi 112,66 dolar AS.

Kekhawatiran kerusuhan akan menyebar dari Libya mendorong harga minyak mentah naik, kata Victor Shum, konsultan energi senior pada Purvin and Gertz di Singapura.

Dia mengatakan, kerusuhan Libya yang adalah produsen minyak relatif kecil kemengukinan menjalar kepada produsen minyak lebih besar.

Janji pemimpin Libya Moamer Kadhafi untuk menghancurkan demonstran anti-rezim menambah pemicu gejolak, tambah Shum.

Libya memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika dan merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), kartel yang memproduksi sekitar 40 persen pasokan global.

"Meningkatnya kerusuhan di Afrika Utara dan Timur Tengah telah menjadi pendorong utama lonjakan terbaru," kata Shane Oliver, kepala ekonom pada AMP Capital Investors seperti dikutip AFP.

Dia mengatakan, dalam sebuah penelitian diketahui Libya memproduksi minyak 1,8 juta barel per hari, sementara Aljazair yang juga dilanda protes memproduksi 2,1 juta barel.

Oliver menambahkan keputusan Iran mengirim kapal perang melalui Terusan Suez menambah tegang Timur Tengah.

"Dunia mungkin bisa hidup dengan minyak 100 dolar AS karena konsumen dan bisnis sekarang menggunkan harga itu," katanya.(*)

A026/B012

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011