jangan beraninya cuma Revolusi PSSI dan melawan Nurdin Halid lagi yang notabene orang sipil

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Ricky Rachmadi meminta para pejabat pemerintah, terutama Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, untuk menahan diri dalam soal Kongres PSSI.

"Kita jangan terprovokasi untuk memusuhi seseorang atau sekelompok orang, khususnya kini di tubuh PSSI, lalu ada proses pengerahan massa aksi yang terkesan mendapat angin dari ucapan-ucapan bernada menyulut revolusi seperti yel-yel "Revolusi PSSI"," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan itu, menyusul gelombang aksi massa di beberapa tempat, terutama sekitar Kompleks Kantor PSSI di Senayan, Jakarta.

Dalam aksi massa itu foto-foto Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dibakar, kantor PSSI disegel dan pengusungan poster maupun aneka atribut bertuliskan kata-kata yang semakin tidak etis.

Ricky Rachmadi dkk berharap pejabat pemerintah tidak perlu kelihatan terlalu memihak siapapun, termasuk calon-calon ketua umum PSSI tertentu.

"Kita kan sudah mulai melek demokrasi. Jangan hanya slogan menyatakan dirinya demokrat, tetapi dalam menghadapi lawan, ternyata menggunakan senjata kekuasaan," tandasnya.

Ricky Rachmadi mengaku tidak memihak Nurdin Halid yang notabene kader Partai Golkar.

"Tak ada hubungan dengan itu. Golkar akan mendukung siapapun kader bangsa terbaik untuk mengemban misi kekaryaan di mana saja. Jika memang yang bersangkutan bisa diterima, layak bekerja serta pantas. Kalau tidak layak dan tak pantas, jangan didukung," tegasnya.

Ia juga mengingatkan, agar jika memang mau berevolusi maka lakukanlah itu untuk hal-hal lebih signifikan, seperti membongkar dan menghancurkan mafia pajak, mafia kasus dan mafia hukum.

"Jadi, kita jangan beraninya cuma `Revolusi PSSI` dan melawan Nurdin Halid lagi yang notabene orang sipil, yang mendapat beking setengah hati, kini nggak punya pasukan, lalu berhadap-hadapan dengan lawan-lawan punya pasukan, uang dan kekuasaan," demikian Ricky.(*)

M036/R010

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011