Perdagangan kedua negara relatif tumbuh, namun tetap defisit bagi Indonesia. Pada Januari-Agustus 2021 perdagangan kedua negara mencapai 153,4 juta dolar AS, naik signifikan dibandingkan periode yang sama 2020 yang hanya sekitar 110 juta dolar AS.

Minsk (ANTARA) - Setelah terbang selama 12 jam lebih, akhirnya Delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel tiba di Bandara Nasional Minsk, Belarus, pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Di tengah udara yang relatif sejuk, tidak terlalu dingin, kunjungan kerja koordinator bidang industri dan pembangunan (Korinbang) DPR-RI itu diterima langsung oleh Wakil ketua DPR Belarus, Valery Mitskevich di ruang VVIP bandara tersebut.

Rachmat Gobel mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dari kolega sesama Wakil Ketua DPR Belarusia itu.

Rachmat Gobel didampingi antara lain oleh Dubes RI untuk Rusia dan Belarus Jose AM Taveres, Ketua Komisi VII DPR-RI Sugeng Suparwoto, anggota Komisi X Ratih Megasari Jangkaru, anggota Komisi IX Heri Gunawan, Staf Ahli Menteri Perdagangan Sutriono Edi, serta Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam.

Pada kunjungan kerja selama 4 hari, 21-24 Oktober 2021 di Belarus itu, selain bertemu langsung dengan Ketua DPR Belarus Vladimir Andreichenko, Delegasi RI juga berencana bertemu dengan sejumlah pejabat kementerian dan perusahaan di negara pecahan Uni Sovyet itu untuk mendorong pembukaan pasar lebih besar bagi produk-produk Indonesia, dan kerja sama lebih luas yang saling menguntungkan kedua negara.

Selama ini neraca perdagangan kedua negara relatif masih kecil. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia, perdagangan RI-Belarusia hanya sebesar 165,2 juta dolar AS pada 2020, dengan defisit yang cukup besar bagi Indonesia, karena impor Indonesia dari negara yang dipimpin Presiden Aleksandr Lukashenko itu mencapai 151,1 juta dolar AS.

Baca juga: Parlemen RI-Belarus sepakat dorong kerja sama ekonomi lebih intensif

Bahan baku pupuk potash atau kalium dan kendaraan alat berat mendominasi impor Indonesia dari negeri berpenduduk sekitar 9 juta jiwa berdasarkan sensus 2021. Potasium memang menjadi unggulan negara itu, mengingat Belarus menjadi salah satu pemasok utama di dunia.

Perdagangan kedua negara relatif tumbuh, namun tetap defisit bagi Indonesia. Pada Januari-Agustus 2021 perdagangan kedua negara mencapai 153,4 juta dolar AS, naik signifikan dibandingkan periode yang sama 2020 yang hanya sekitar 110 juta dolar AS.

Inilah satu PR yang ingin diterobos Delegasi Indonesia ke Belarus, mendorong kerja sama parlemen kedua negara agar mendorong pemerintahan maupun dunia usaha masing-masing untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan melengkapi.


Harapan Belarus

Tidak membuang waktu untuk banyak istirahat, setelah penerbangan panjang Delegasi Indonesia yang dipimpin Rachmat Gobel bergegas ke kantor parlemen Belarusia untuk bertemu dengan Ketua DPR Belarusia Vladimir Andreichenko dan jajarannya.

Sambutan hangat parlemen Belarusia dan candaaan Rachmat Gobel membuat suasana lebih rileks pada pertemuan yang membahas hal-hal yang cukup berat, terutama terkait kerja sama ekonomi, permintaaan saling dukung, hingga kerja sama lebih luas di bidang budaya dan pendidikan.

Kerja sama parlemen kedua negara rupanya pernah dirintis mantan Ketua DPR-RI Marzuki Ali pada 2013. Hal itu dikemukakan Vladimir Andreichenko yang mengingatkan bahwa parlemen kedua negara pernah menyepakati keinginan untuk mendorong kerja sama ekonomi yang lebih luas antara Indonesia dan Belarus.

Ia berharap kunjungan kerja Delagasi Indonesia kali ini mampu mewujudkan perluasan kerja sama dan melakukan dialog yang lebih intensif demi kerja sama yang saling melengkapi dan tidak saling bersaing.

Banyak hal yang disampaikan Ketua Parlemen Belarus itu. Di samping soal ekonomi, terkait keinginan Belarus agar parlemen Indonesia mendukung semakin berkembangnya pemakaian dump truck dari negara itu untuk pertambangan di Indonesia, mengingat negara itu merupakan salah satu produsen dump truck terkemuka di dunia, juga soal keinginan Belarus agar Indonesia memiliki perwakilan tetap atau Kedubes di negara itu.

Baca juga: Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel harap optimalkan penyaluran kredit mikro

Parlemen Belarusia juga berharap ada kerja sama yang lebih luas di bidang pendidikan dan pariwisata. Menurut Vladimir Andreichenko, Belarus memiliki keunggulan di bidang pendidikan dengan perguruan tinggi yang modern dan berkualitas, sehingga ia berharap banyak orang Indonesia yang sekolah di negara itu. Demikian pula dengan pariwisata.

Selama ini, kata dia, lebih banyak turis Belarus yang datang ke Indonesia, terutama Bali. Sekitar 35.000 turis asal Belarusia datang ke Indonesia setiap tahun sebelum pandemi.

"Kami berharap turis Indonesia banyak juga datang ke Belarus, kami memiliki kekayaan alam yang bagus, tempat-tempat bersejarah, dan lainnya," kata Andreichenko.


Keinginan Indonesia

Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua DPR-RI Rachmat Gobel juga menyampaikan beberapa harapan dan permintaan dukungan parlemen Belarusia agar mendorong pemerintahan Presiden Aleksandr Lukashenko untuk membuka lebih luas kesempatan ekspor produk Indonesia ke negara ini.

Diakuinya, variasi ekspor Indonesia tak banyak dan nilainya pun sangat minim. Indonesia selama ini lebih banyak mengekspor bahan mentah karet, ikan, dan produk perikanan.

Kedua pemimpin parlemen itu sama-sama mengakui bahwa neraca perdagangan kedua negara masih jauh dari potensi yang bisa dicapai RI-Belarus dan ingin mendorong pemerintah dan dunia masing-masing untuk meningkatnya.

Rachmat Gobel meminta dukungan parlemen Belarusia agar mendorong percepatan FTA Indonesia-Eurasia yang saat ini masih joint feasibility study FTA Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) serta dukungan agar produk minyak sawit Indonesia bisa masuk lebih besar ke kawasan tersebut.

Mantan Menteri Perdagangan Indonesia itu juga mengajak Belarusia untuk join investasi pada industri berbasis karet, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia, bersama Malaysia dan Thailand.

"Belarusia memiliki keunggulan pada produksi dump truck dan sudah mendunia. Bagaimana kalau ban truk tersebut dibuat dari karet Indonesia. (RI-Belarusia) join investasi dan Belarusia bisa membina petani karet Indonesia agar bisa memasok karet untuk kebutuhan industri Belarusia," ujar mantan Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri, Riset, dan Maritim itu.

Baca juga: Rachmat Gobel minta kredit macet di bawah Rp10 juta diputihkan

Tak lupa Rachmat Gobel juga sangat suka produk warisan budaya menyampaikan agar kerja sama RI-Belarusia berkembang ke bidang budaya, termasuk pariwisata dan jamu. Ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan produk herbal khas Indonesia itu.

Sambil berkelakar, ketika rekannya Vladimir Andreichenko memberi cenderamata patung bison, binatang khas dan ikon Belarusia itu, Rachmat Gobel mengatakan "Bison akan semakin kuat bila meminum jamu dari Indonesia."

Delegasi kedua negara itu pun saling tertawa, membuat penutupan pertemuan sore dengan udara yang dingin dan berangin itu menjadi lebih hangat.

Delegasi RI dipimpin Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel (kanan) bertemu dengan Ketua DPR Belarusia Vladimir Andreichenko dan jajarannya di Minsk, Kamis (21/10) (ANTARA/Risbiani Fardaniah)

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021