Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun di perdagangan Asia, Kamis, karena kerusuhan yang masih terus berlanjut di kawasan Timur Tengah mengancam merebak ke produsen minyak terbesar lainnya di kawasan tersebut, kata analis.

Seperti diberitakan AFP,   berkurangnya pasokan minyak dari Libya dan prospek pemberontakan  di Timur Tengah  telah menjadikan harga minyak dunia meroket ke tertinggi multi-tahun pada Rabu waktu setempat.

Untuk dua hari berturut-turut harga minyak di New York dan London mencapai tertinggi yang tidak pernah terjadi sejak 2008, karena pedagang panik atas kejadian di Timur Tengah dan ekonom khawatir tentang dampaknya terhadap pemulihan global.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman April, naik satu dolar menjadi 99,10 dolar AS per barel setelah melampaui 100 dolar AS untuk pertama kalinya pada Rabu (23/2) sejak Oktober 2008.

Kekhawatiran ketidakstabilan situasi telah menyebar ke kawasan tersebut dari kerusuhan di Libya yang telah mendorong harga minyak terus naik, kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

Janji pemimpin Libya Moamer Kadhafi Rabu untuk menumpas para demonstran anti-rezim untuk mengontrol negara itu juga telah mendorong harga bahan bakar melambung, kata Shum.

Libya memiliki cadangan minyak terbesar Afrika dan merupakan produsen terbesar ke empat di benua itu serta salah satu anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), kartel yang memproduksi sekitar 40 persen dari pasokan dunia.

Kerusuhan yang terjadi di Libya dikhawatirkan merembet ke Bahrain dan juga Yaman.
(S004/A023)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011