Makassar (ANTARA News) - Ratusan pengunjuk rasa penolak Nurdin Halid bentrok dengan puluhan pendukung Ketua Umum PSSI itu di halaman DPRD Sulawesi Selatan di Makassar, Kamis.

Kedua kelompok itu bertemu ketika pengunjuk rasa pro-Nurdin Halid bermaksud akan meninggalkan DPRD Sulsel menuju jembatan layang Urip Sumoharjo untuk melanjutkan aksinya. Namun belum sempat bergerak, massa kontra yang jumlahnya lebih banyak masuk ke halaman DPRD sehingga kericuhan tak dapat dihindarkan.

Akibatnya, sejumlah anggota kelompok pro-Nurdin Halid jadi bulan-bulanan sementara sebagian lainnya kocar-kacir menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan spanduk yang kemudian menjadi sasaran kemarahan massa kontra.

Situasi sempat tidak terkendali, sehingga aparat kepolisian mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali. Namun peringatan tersebut tidak diindahkan massa kontra, mereka tetap mengejar massa pro yang sudah tak berdaya sampai akhirnya polisi mengamankannya di sebuah ruangan di gedung legislatif tersebut.

Setelah kemarahan massa kontra agak reda, mereka kemudian melanjutkan aksi dengan orasi. Kelompok pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli PSSI (For-Pepsi) tersebut menyatakan dengan tegas menolak Nurdin Halid di tubuh PSSI.

Salah seorang pengunjuk rasa, Maulana, saat berorasi mengatakan, ada beberapa alasan penolakan mereka. Yakni, mereka menilai Nurdin Halid hanya berniat memuluskan kepentingan politiknya dengan duduk sebagai ketua umum PSSI.

Mereka juga menilai, figur Nurdin yang pernah terlibat pidana khusus dan saat ini masih menjalani proses sejumlah kasus hukum, bisa menjadi referensi buruk Indonesia di mata internasional.

Selain itu, terpilihnya Nurdin hanya akan menjadikan reformasi PSSI sebagai gerakan simbol belaka dan demokrasi di Indonesia akan kehilangan jati diri, sebab memasukkan kepentingan politik di ranah olah raga.

"Alasan lainnya, inovasi persepakbolaan Indonesia akan menjadi semu dan terbelenggu rezim Nurdin Halid. Dia juga pernah tercatat sebagai ketua umum PSSI, namun tidak berhasil membawa organisasi sepak bola tersebut meraih prestasi yang lebih baik," ujarnya.

Unjuk rasa tersebut berlangsung hanya sekitar setengah jam, namun dibawah pengawalan ketat polisi sebab dikhawatirkan massa pro-Nurdin Halid akan balik menyerang. Namun, hingga penyerahan pernyataan sikap, kekhawatiran tersebut tidak terbukti.

"Kami ingin tunjukkan, bahwa Makassar tidak pro-Nurdin Halid. Jika berbicara penolakan, kami yang akan berada di garis paling depan," tegasnya.
(ANT/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011