Washington (ANTARA News) - Masa depan Libya menjadi "pertanyaan terbuka" setelah orang kuat Moamer Kadhafi berpotensi mampu mempertahankan kekuasaan melalui kekerasan, kata Menteri Pertahanan AS Robert Gates seperti dikutip Rabu.
"Apakah dia mampu membangun kembali kendali melalui penindasan berdarah luar biasa, apakah angkatan darat mendepaknya ... Saya pikir hal itu benar-benar sebuah pertanyaan terbuka pada tahap ini," kata Gates dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh majalah konservatif The Weekly Standard, seperti dikutip AFP.
Gates mengatakan bahwa militer Libya sedang mengalami "perpecahan" dan tidak pernah sekohesif seperti angkatan bersenjata di negara-negara lain, sebuah kemungkinan rujukan pada tetangganya Mesir dimana angkatan darat memegang kendali setelah para pemrotes menumbangkan pemimpin Hosni Mubarak.
Menteri Pertahanan AS itu merenung bahwa jika Kadhafi harus jatuh, Libya dapat kembali lagi ke strukturnya sebelum 1963 ketika negara itu terdiri dari tiga provinsi -- Cyrenaica yang berbatasan dengan Mesir, wilayah pesisir bagian barat dan sebagian terorientasi ke arah sub-Sahara Afrika.
Dalam wawancara itu, yang majalah itu katakan dilakukan Selasa oleh sejumlah komentator AS, Gates mengindikasikan bahwa Amerika Serikat mungkin kesulitan untuk mengimplementasikan usulan larangan terbang atas Libya.
"Prancis -- saya tidak tahu apa yang Inggris miliki di wilayah itu -- namun Prancis dan Italia kemungkinan, saya rasa, memiliki sejumlah aset yang dapat mereka tempatkan di sana dengan cepat," katanya.
Para saksi mata mengatakan bahwa Kadhafi telah menggunakan kekuatan udara terhadap para demonstran dalam upaya untuk menumpas pemberontakan, yang sudah menewaskan ratusan orang. (ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011