Indonesia berharap agar bangsa Libya segera bisa selesaikan masalah dalam negeri dengan baik, utamakan solusi damai, cegah kekerasan yang akan menimbulkan penderitaan bagi bangsa Libya sendiri
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah RI meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa turun tangan membantu penyelesaian krisis Libya agar korban warga sipil tidak bertambah dan mencegah dampak krisis yang bisa memukul perekonomian dunia jika harga minyak mentah dunia melambung.
"Indonesia menyerukan Dewan Keamanan PBB khususnya dan PBB termasuk komunitas global bukan hanya peduli tapi mengambil langkah riil untuk membantu Libya mencegah kekerasan dan korban," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis.
Sesaat sebelum bertolak ke Brunei Darussalam di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Presiden mengatakan, di sisi lain melakukan sesuatu agar harganya minyak tidak naik terus dan bisa memukul sisi lain seperti pangan.
Kepala Negara menyatakan, segera mengirimkan surat kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon, seperti saat terjadinya krisis di Lebanon, agar PBB segera turun tangan mengatasi krisis di Libya.
"Harapan saya DK PBB dan organ lainnya ajak komunitas global lakukan hal yang tepat dengan waktu yang tidak terlalu lama agar ini bisa dihentikan dan tidak merembet (ke masalah ekonomi dunia-red)," kata Presiden.
Kepala Negara menambahkan, "bila di suatu negara ada krisis ekonomi, maka dunia bekerjasama, bila ada wabah penyakit juga kerjasama jangan meluas, sama halnya dengan ini, kita tengarai ada implikasi pada ekonomi global dan juga menyangkut hal dan keselamatan warga Libya."
Presiden mengatakan, bila krisis di Libya tidak diatasi dengan bantuan komunitas internasional, selain korban rakyat sipil bisa terus bertambah karena eskalasi kekerasan, juga berpengaruh terhadap harga minyak mentah yang bisa mendorong peningkatan harga pangan secara global.
Kepala Negara menyatakan prihatin atas perkembangan situasi di Libya dan mengharapkan agar warga Libya bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan baik, bijaksana dan menghindari cara-cara kekerasan.
"Indonesia berharap agar bangsa Libya segera bisa selesaikan masalah dalam negeri dengan baik, utamakan solusi damai, cegah kekerasan yang akan menimbulkan penderitaan bagi bangsa Libya sendiri," kata Presiden.
Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan rombongan bertolak ke Brunei Darussalam untuk kunjungan kerja hingga Jumat (25/2) dan dilanjutkan peninjauan ke Kepulauan Riau hingga Minggu (27/2) mendatang.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011