Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Dr Yon Machmudi, mengatakan, pemerintah harus segera memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia di Libya karena kondisinya lebih buruk dan berbahaya dibandingkan Mesir.
"Tidak ada jaminan transisi demokrasi terjadi di negeri ini. Pemerintah harus lebih cepat melakukan penyelamatan terhadap para diplomat dan warga Negara di sana, baik para pekerja maupun mahasiswa," katanya dalam pernyataannya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, Moammar Khadafi yang memerintah Libya selama lebih dari 40 tahun tentu tidak dengan mudah menyerah kepada para demonstran yang menuntutnya untuk segera mundur.
Menurut Yon, saat ini korban yang tewas di Libya sudah mencapai angka 300 jiwa dan akan terus bertambah sementara Khadafi akan terus menekan para demonstran untuk segera membubarkan diri.
"Dia tidak segan-segan menggunakan kekuatan militer untuk menghadapi para demonstran. Apalagi mantan kolonel yang memiliki julukan `pemimpin revolusioner rakyat Libya` ini melihat bahwa pihak asing ikut terlibat dalam usaha-usaha menggulingkan kekuasaannya," katanya.
Ia menambahkan, yang dilakukan oleh Khadafi saat ini adalah memaksa rakyatnya untuk tetap setia kepada pemimpin revolusioner atau pihak asing (Amerika).
"Artinya, jika rakyat menghendaki dirinya turun dari jabatannya, Khadafi akan melakukan segala upaya untuk dapat tetap bertahan. Tentunya, kemungkinan berkembangnya konflik yang lebih luas akan terjadi," kata Dosen Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu.
Selain itu, menurut Yon Machmudi, Khadafi meski mampu berkuasa selama lebih 40 tahun, namun memiliki banyak lawan politik, terutama dari para pengikut Raja Idris yang pernah dia gulingkan pada tahun 1969.
Sedangkan kekuatan militer sendiri, menurut dia, tidak solid karena beberapa kali pernah terjadi pembangkangan oleh militer yang tidak puas dengan Khadafi.
"Konflik antara militer pendukung fanatik Khadafi dan para militer yang berseberangan akan mudah terjadi. Dalam kondisi terjepit, Khadafi dapat melakukan apa saja untuk melindungi kekuasaannya dan melindungi Dewan Revolusionernya, termasuk mengorbankan rakyatnya," kata Yon Machmudi.(*)
(T.M041/A041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011