.... terjadi lompatan dari berbagai jenis produk yang ditawarkan dibanding Pacific Exposition yang dulu

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia akan menggenjot lebih banyak transaksi selama ajang Pacific Exposition 2021 yang akan digelar secara virtual pada 27-30 Oktober 2021.

“Optimisme kami minimal mendapatkan transaksi yang sama dengan sebelumnya. tetapi mendengar optimisme para peserta, rasanya kami akan mencetak skor transaksi yang jauh lebih besar,” kata Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dalam temu media pada Pacific Exposition 2 yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu.

Pada Pacific Exposition yang pertama pada 2019, Indonesia membukukan total transaksi sebesar 70.3 juta dolar AS atau setara dengan Rp1 triliun.

Tantowi sebelumnya juga menargetkan total transaksi senilai Rp2 triliun pada Pacific Exposition kedua atau dua kali lipat dari perolehan gelaran pertama.

Ia menuturkan optimisme tersebut bukan tanpa alasan, salah satunya karena forum dagang, pariwisata, dan investasi tersebut digelar secara virtual.

Baca juga: Indonesia dorong percepatan pemulihan ekonomi Asia Pasifik

Sehingga, lanjut dia, lebih banyak perusahaan yang ikut serta sebab tidak terbatas pada gerai (booth) yang tersedia ketimbang saat ajang tersebut digelar secara langsung (physical).

Pada gelaran 2019, hanya tersedia 30 gerai, sementara tahun ini tersedia 200 gerai sebagai ruang bagi 312 perusahaan yang sudah konfirmasi ikut serta untuk mempromosikan produknya.

“Jadi, terjadi lompatan dari berbagai jenis produk yang ditawarkan dibanding Pacific Exposition yang dulu,” ujar Tantowi.

Dia menambahkan karena diadakan virtual, pasar dan penontonnya tersebar di seluruh dunia.

“Dulu hanya sekitar 5.000 pengunjung selama tiga hari. Sekarang siapa saja bisa hadir, selama ada wifi dan peserta bisa mengakses prospective buyers,” ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, ajang tersebut diadakan selama 24 jam, tidak terbatas jam operasional dan ini memungkinkan bagi siapa saja dan kapan saja bisa mengakses pameran atau forum.

Indonesia melibatkan enam provinsi di Indonesia Timur mewakili dalam Pacific Exposition 2021, di antaranya Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.

Baca juga: Indonesia tekankan peran penting integrasi ekonomi Asia-Pasifik

“Saya pernah mengadakan seminar dengan para gubernur dari enam provinsi tersebut. Gubernur Sulut menyampaikan sendiri bahwa ia menargetkan Rp2 triliun dari Sulut saja. Kami sangat excited, kalau itu hanya dari satu booth saja, sudah ada kenaikan 200 persen. Mudah-mudahan ini tercapai, belum dari provinsi-provinsi lain,” katanya.

Sebanyak 18 negara yang terkonfirmasi mengikuti Pacific Exposition 2021, yakni Indonesia, Australia, Selandia Baru, Kepulauan Cook, Fiji, Papua Nugini, Nauru, Kaledonia Baru, Samoa, Timor Leste, Palau, Tuvalu, Niue, Kepulauan Solomon, Tonga, French Polynesia, Kiribati, dan Guam.

Sementara itu, kementerian-lembaga yang terlibat, di antaranya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Investasi dan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BPP2MI).

Hampir seluruh negara mengirimkan perwakilan perusahaannya, di antaranya 11 perusahaan dari Australia, enam dari Kepulauan Cook, 15 dari Fiji, 28 dari Kaledonia Baru, tujuh dari Papua Nugini, empat dari French Polynesia, tiga dari Timor Leste, satu dari Tonga, dan satu dari Samoa.

Baca juga: Gandeng Pasifik, Indonesia berupaya pulihkan ekonomi pascapandemi
Baca juga: Bank Dunia: Stimulus AS percepat pemulihan Asia Timur dan Pasifik

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021