Bintan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengalami kendala saat melakukan vaksinasi massal untuk para lansia lantaran banyak yang komorbid atau memiliki penyakit penyerta.

Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaeni, di Bintan, Kamis, mengatakan vaksinasi massal untuk lansia yang memiliki penyakit darah tinggi, kencing manis dan jantung, tidak dapat dilakukan mengingat imun tubuh mereka masih lemah.

"Yang paling banyak itu lansia menderita darah tinggi. Semestinya, penyakit itu ditangani terlebih dahulu, kemudian baru disuntik vaksin," ujarnya.

Selain alasan komorbid, Gama mengatakan masih banyak warga yang menolak vaksinasi untuk orang tuanya yang berusia lansia. Beragam alasan disampaikan agar para lansia itu tidak divaksinasi.

Baca juga: Zona kuning COVID-19, Bintan buka rute pelayaran regional dan nasional

Baca juga: Kasus COVID-19 melandai Sesmenko dorong kegiatan berusaha di Batam

"Banyak warga yang termakan informasi hoaks sehingga menyembunyikan orang tuanya yang berusia lansia agar tidak divaksinasi," katanya.

Jumlah warga Bintan berusia di atas 18 tahun yang jadi target vaksinasi mencapai 107.028 orang. Sekitar 4.000 orang di antaranya berusia lansia.

"Sampai saat ini baru 47 persen lansia yang divaksinasi dosis pertama. Kami menargetkan dalam waktu dekat mencapai 60 persen," ucapnya.

Gama mengemukakan persentase vaksinasi menjadi salah satu penilaian pemerintah pusat dalam menetapkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Hasil asesmen harian penanganan COVID-19, Bintan ditetapkan Level III PPKM akibat petugas administrasi di pusat salah menginput data dari Bintan.

Data vaksinasi untuk lansia di Bintan diinput sebanyak 47 persen, namun dicatat pusat hanya 37 persen.

"Harusnya, dalam penilaian harian, Bintan Level II PPKM, bukan Level III, namun akibat kelalaian menyampaikan informasi dari Bintan, akibatnya ditetapkan sebagai Level III PPKM," katanya.*

Baca juga: Satgas tetapkan Batam dan Bintan Zona Kuning COVID-19

Baca juga: Kadinkes Bintan pusing peti jenazah pasien COVID-19 meningkat

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021