Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan pemerintah menaruh perhatian pada tren peningkatan kasus di negara tetangga dan terus melakukan upaya untuk menurunkan kasus COVID-19.
"Memasuki bulan Agustus, Indonesia sudah mulai turun dari lonjakan kasus kedua, namun dunia justru mulai memasuki lonjakan kasus ketiga berbarengan dengan beberapa negara juga yang naik termasuk negara tetangga seperti Jepang, Singapura dan Malaysia," kata Wiku dalam konferensi pers virtual yang dipantau dari Jakarta pada Kamis.
"Adanya lonjakan kasus ketiga ini menjadi perhatian bagi Indonesia untuk tetap menyikapi penurunan kasus yang terjadi, terutama dalam hal pembukaan aktivitas masyarakat," katanya.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam rangka menurun kasus dari lonjakan signifikan yang terjadi dalam beberapa bulan sebelumnya.
Baca juga: Mobilitas bisa diperketat lagi kalau kasus COVID-19 naik
Baca juga: Pemerintah susun strategi cegah lonjakan kasus saat libur akhir tahun
Wiku mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan pengawasan protokol kesehatan secara ketat, pembatasan mobilitas, peningkatan pengujian COVID-19 serta menyediakan fasilitas kesehatan seperti tempat isolasi dan perawatan.
Tidak hanya itu, vaksinasi sebagai bagian dari pencegahan juga terus ditingkatkan agar semakin banyak warga Indonesia yang mendapatkan vaksin COVID-19. Berbagai langkah juga dilakukan untuk memastikan meratanya pemberian vaksin di seluruh wilayah Nusantara.
Sampai saat ini jumlah penerima vaksin COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 110.406.777 orang penerima dosis pertama 65.173.148 orang yang mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.
"Angka ini membuat Indonesia masuk ke urutan kelima di dunia sebagai negara dengan jumlah tertinggi orang yang telah divaksinasi," kata Wiku, yang juga menjabat sebagai Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19.*
Baca juga: Jubir Penanganan COVID-19: Bentuk pendisiplinan prokes diatur daerah
Baca juga: Wiku: 18 negara yang bisa masuk ke Indonesia dari level risiko rendah
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021