Kurator dalam pameran tersebut, Wahyudin, di Magelang, Kamis, mengatakan pameran tunggal karya Goenawan Mohamad kali ini bertajuk "Potret".
Ia mengatakan selama lima tahun terakhir, sejak memasuki gelanggang seni rupa Indonesia sebagai perupa pada 2016, Goenawan Mohamad telah melahirkan sekitar 500-an karya kertas dan 100-an lukisan di kanvas.
Selain itu, 200-an karya kolaborasi yang telah diperhelatkan dalam 10 ekshibisi solo di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Magelang, tiga pameran grup di Jakarta, Semarang, dan Magelang, dan dua pergelaran duo dengan perupa Hanafi dalam 57x76 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dan Komaneka Art Gallery, Bali.
Ia menyampaikan dari 800-an karya tersebut, 99 persen berpokok perupaan potret manusia, binatang, wayang, dan makhluk antah-berantah.
Baca juga: Museum OHD Kota Magelang pamerkan 100 karya maestro Widayat
Bahkan ada sejumlah sosok Avianti Armand, Ayu Utami, Djoko Pekik, Frida Kahlo, Slamet Gundono, Slamet Raharjo, Rendra, Tony Prabowo, Don Quixote, dan Ondel-Ondel yang dilukisnya berkali-kali di kertas dan kanvas yang berbeda atau dilukisnya ulang di kanvas yang sama dengan pose, komposisi, dan value baru.
"Saya senang melukis potret, karena itu memerlukan keterampilan tersendiri dan saya merasa ditantang," kata Goenawan Mohamad.
Selain itu, kata perupa kelahiran Batang 29 Juli 1941 ini, ada daya tarik etis yang mendalam dalam seni potret, daya tarik untuk memberi penghormatan kepada wajah.
Pameran tunggal ke-10 Goenawan Mohamad ini mengusung 38 lukisan di kanvas berbagai ukuran buatan 2018-2021, sebuah objek-instalasi, tujuh boneka Den Kisot, satu video rekaman pertunjukan, satu video wawancara, 107 gambar di kertas dalam bingkai berbagai ukuran dan puluhan gambar di kertas dalam tujuh meja kaca buatan sekitar lima tahun terakhir.
Baca juga: Gus Mus pameran seni rupa di OHD Museum Magelang
Baca juga: Pameran tunggal Goenawan Mohamad singgah di Semarang
Baca juga: Goenawan Mohamad raih Anugerah Sastera Mastera 2018
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021