Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan berakhir jatuh untuk sesi kedua berturut-turut pada perdagangan Kamis, karena investor mempertimbangkan prospek sektor properti China atas tekanan keuangan pengembang Evergrande yang sakit serta inflasi yang meningkat.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) terpangkas 5,80 poin atau 0,19 persen, menjadi ditutup pada 3.007,33 poin.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,14 persen dan rekannya SK Hynix merosot 1,63 persen, sementara LG Chem anjlok 4,05 persen dan Naver naik 0,74 persen.
Investor tampaknya khawatir tentang prospek dan pertumbuhan pasar properti China ke depan, sementara data perdagangan awal dari Korea positif dan membatasi kerugian lebih lanjut, kata Lee Kyoung-min, seorang analis di Daishin Securities.
Ekspor Korea Selatan untuk 20 hari pertama Oktober melonjak 36,1 persen dari tahun sebelumnya, data menunjukkan pada Kamis, mengurangi kekhawatiran tentang gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh krisis energi di negara tetangga China.
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 42,4 miliar won di papan utama.
Won dikutip pada 1.177,2 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, 0,25 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 1.174,2. Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.177,0 per dolar, turun 0,1 persen dari hari sebelumnya.
KOSPI telah naik 4,66 persen sepanjang tahun ini, tetapi turun 6,0 persen dalam 30 sesi perdagangan sebelumnya.
Volume perdagangan selama sesi di indeks KOSPI mencapai 871,15 juta saham. Dari total 926 saham yang diperdagangkan, jumlah saham yang naik hanya 297.
Sementara won telah kehilangan 7,7 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Baca juga: Saham Korea Selatan berakhir lebih tinggi jelang data inflasi AS
Baca juga: Saham Korsel perpanjang kenaikan beruntun 4 hari
Baca juga: Saham Korea Selatan naik menyusul data lapangan kerja yang positif
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021