Jakarta (ANTARA News) - PT Buana Listya Tama, anak perusahaan PT Berlian Laju Tanker Tbk, akan melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering) di Bursa Efek Indonesia pada Maret mendatang.

"Kami akan kembangkan pasar dalam negeri untuk sektor transportasi energi. Sekitar 90-98 persen anak usaha kami akan fokus ke energi," kata Direktur Keuangan BLTA Kevin Wong usai paparan publik di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, dengan pencatatan saham anak usaha di BEI, perseroan akan mengejar kontrak pengangkutan energi seperti minyak mentah, batu bara dan gas, untuk pasar dalam negeri.

Ia menambahkan, selama ini bisnis utama Buana Listya Tama adalah bidang pelayaran domestik dengan fokus pengangkutan minyak mentah dan gas. Sementara fokus utama BLTA adalah pengangkutan bahan kimia. "Kalau untuk tanker kimia, kami sudah banyak. Kami mau kembangkan untuk dalam negeri, fokus untuk transportasi energi," katanya.

Perseroan menilai, pasar pengangkutan energi baik lokal maupun internasional saat ini dan ke depan mempunyai prospek yang bagus. Dengan demikian, penggunaan kapal tanker untuk pengangkutannya juga akan meningkat.

"Ekspor perlu banyak kapal. Kami eksportir terbesar untuk batu bara dan gas. Apalagi fast track pembangkit listrik akan meningkatkan transportasi batu bara hingga 60-70 juta ton," kata dia.

Untuk terlaksananya IPO anak perusahaan ini, kata Kevin, perseroan menunjuk PT Danatama Makmur dan beberapa penjamin emisi (underwriter) asing sebagai penjamin emisi efek.

Rencananya, lanjut dia, jumlah kepemilikan yang akan dilepas sebesar 39 persen atau setara dengan 7,2 miliar lembar saham. Diperkirakan target dana IPO mencapai 120 juta dolar AS.

Ia menambahkan, untuk menunjang kegiatan usahanya, BLTA tengah membangun (new building) tujuh kapal tanker, sebanyak empat di antaranya akan didatangkan pada semester I/2011. Empat kapal baru tersebut terdiri atas tiga kapal tanker kimia dan satu tanker untuk gas.

"Saat ini perseroan telah memesan tiga kapal tanker kimia senilai 120 juta dolar AS dan satu kapal tanker gas sekitar 20-25 juta dolar AS," ucapnya.

Ia mengatakan, saat ini perseroan memiliki 96 kapal dengan kapasitas 2,4 juta dwt dengan rata-rata usia kapal sekitar 8 tahun.

"Dari jumlah kapal tersebut sekitar 70 persen untuk sektor kimia, sisanya sekitar 20 persen untuk minyak, FSO dan gas," ujar Kevin.

(KR-ZMF/N002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011