Perpanjangan relaksasi pajak pada sektor properti dan otomotif juga turut menjaga daya beli masyarakat

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meraup laba bersih Rp23,2 triliun pada triwulan III 2021 atau naik 15,8 persen dibandingkan triwulan III 2020 (year-on-year/yoy), sejalan dengan kinerja kredit serta pertumbuhan pendanaan, dana giro, dan tabungan (CASA).

"Kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk mengakselerasi program vaksinasi, sehingga aktivitas bisnis mulai menunjukkan pemulihan seiring peningkatan mobilitas.," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja BCA Triwulan III 2021 secara daring di Jakarta, Kamis.

Selain itu, ia menilai perpanjangan relaksasi pajak pada sektor properti dan otomotif juga turut menjaga daya beli masyarakat.

Adapun penyaluran kredit baru naik 13,8 persen (yoy), yang mana tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan atau loan repayment, sehingga total kredit BCA tumbuh 4,1 persen (yoy) menjadi Rp605,9 triliun pada September 2021.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), CASA naik 21 persen (yoy) mencapai Rp721,8 triliun per September 2021, sementara deposito juga meningkat 9,7 persen (yoy) menjadi Rp201,9 triliun.

"Secara keseluruhan, total DPK naik sebesar 18,3 persen (yoy) menjadi Rp923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5 persen (yoy) mencapai Rp1.169,3 triliun," ucap dia.

Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik, ia mengatakan pihaknya berhasil mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih selama sembilan bulan pertama 2021, yakni naik 3,3 persen (yoy) menjadi Rp42,2 triliun.

Pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun di periode yang sama atau tumbuh 2,4 persen (yoy), serta kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2 persen (yoy) menjadi Rp10,7 triliun.

Secara total, Jahja menuturkan pendapatan operasional tercatat Rp57,6 triliun atau naik 3,1 persen, sementara laba bersih tumbuh 15,8 persen (yoy) menjadi Rp23,2 triliun, yang ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah.

Adapun rasio keuangan BCA tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 26,2 persen, di atas ketentuan regulator, sedangkan kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62 persen, serta rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,4 persen, yang didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,5 persen, rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) sebesar 18,7 persen, serta rasio loan at risk (LAR) tercatat turun ke 17,1 persen pada triwulan III 2021, dari 19,1 persen pada semester I 2021.

Baca juga: Harga baru, saham BBCA dinilai cocok untuk investasi jangka panjang
Baca juga: Saham BBCA segera diperdagangkan dengan harga baru
Baca juga: BCA: Penyaluran KPR capai Rp20,5 triliun sampai akhir Agustus 2021

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021