"Kritik Terhadap Pemerintah Tak Harus Membangun"

Gorontalo (ANTARA News) - Sosiolog dari Universitas Negeri Gorontalo, Funco Tanipu menilai kritik yang dilontarkan oleh unsur masyarakat seperti media massa terhadap pemerintah, tidak harus bersifat membangun.

Hal ini dikemukakannya terkait dengan pernyataan sekretaris kabinet Dipo Alam perihal sejumlah media yang terus mengkritik pemerintah.

"Pernyataan kritik harus membangun itu menjebak, sebab jika ada pendapat yang dianggap tidak membangun, maka akan diperlakukan sebagai tindakan pembangkangan, kriminal," kata dia, Rabu.

Menurut dia, kritik merupakan bentuk pembebasan masyarakat dari tirani wacana, kontrol politik yang taat, dan pengendalian kehidupan secara tunggal.

Dia mengatakan, jika pandangan pemerintah terhadap kritik masih saja demikian, maka tidak mustahil rezim otoriter ala Orde Baru akan kembali terulang di negeri ini.

Lebih jauh dia mengemukakan, sikap kritis adalah dinamika politik yang perlu diapresiasi agar ada motivasi bagi SBY-Boediono dalam menjalankan roda pemerintahan ke arah yang lebih baik.

Funco mengemukakan sikap kritis yang dilontarkan media dan elemen masyarakat tidak mesti dilihat sebagai proses disharmonisasi Indonesia.

"Justru sebaliknya. Proses harmonisasi selalu mengapresiasi adanya perubahan, Bukankah perubahan adalah sah bagi setiap sejarah," katanya.
(KR-SHS/A038)

23 Februari 2011

Tidak setuju dg pandangan Sosiolog. Mestinya dia meluruskan Dipo dengan menekankan bahwa kritik itu harus bertanggung jawab.

0 0 Balas LaporkanHapus
23 Februari 2011

pernyataan pak DA jgn diplintir, sah2 saja menyampaikan kritik terhadap pemerintah tp jgn sampai menyudutkan pemerintah, kritik media massa yg kita lihat cenderung merusak citra pemerintah dan dapat menimbulkan konflik masyarakat

0 0 Balas LaporkanHapus
23 Februari 2011

semua pendpat itu benr, yg tidak benar itu adalah kalau kritik sudah tidak ber etika dan berahlak, apalgi didasari kebencian, dendam, dengki, dan politik kotor, akhirnya timbul fitnah.....ini yg di hindari, kalau pengertian "bebas" diartikan se enaknya saja ya..gak benar itu, jadi sebagai pengamat juga jangan perlu memahami arti kebebasan.

0 0 Balas LaporkanHapus
1. 23 Februari 2011
  
  Ini politikus ato akademisi sih. Kritik harus membangun, kalau sebaliknya berarti merusak. Apakah itu di tolerir di negeri ini?
  
  0 0 LaporkanHapus
2. 23 Februari 2011
  
  Lah, bukankah cara menang dalam Pilpres kemaren juga sudah didasari Politik Kotor?
  
  0 0 LaporkanHapus