New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah melonjak pada hari Selasa di tengah-tengah kerusuhan di Libya yang merupakan eksportir minyak utama. Seperti dilaporkan AFP, kerusuhan di Libya telah memunculkan rasa kekhawatiran para pedagang atas dampak terhadap pasokan minyak.
"Pasar terus terfokus pada ketidakstabilan situasi di Timur Tengah dan Libya khususnya," kata analis minyak John Kilduff.
Libya merupakan produsen minyak mentah terbesar keempat Afrika setelah Nigeria, Aljazair dan Angola, dengan produksi 1,8 juta barel per hari.
Minyak mentah light sweet WTI New York untuk pengiriman Maret ditutup 93,57 dolar per barel, naik 7,37 dolar atau 8,5 persen, dibanding penutupan pada Jumat lalu.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April turun empat sen pada posisi 105,78 dolar per barel setelah sempat mencapai puncaknya 108,57 dolar, tingkat tinggi sejak 4 September 2008.
Libya, yang mempunyai cadangan minyak terbesar Afrika dan produsen terbesar keempat Afrika, juga adalah anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), kartel yang memproduksi sekitar 40 persen dari pasokan global.
Berbicara di sela-sela pertemuan antara produsen dan konsumen di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, Selasa, Menteri perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan bahwa OPEC telah siap untuk memenuhi setiap terjadi kekurangan pasokan.
"Di mana secara absolut tidak akan kekurangan pasokan saat ini...OPEC siap memenuhi kekurangan pasokan jika hal itu terjadi," kata Naimi.
(S004/A023)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011