Bengaluru (ANTARA) - Harga emas naik tipis di perdagangan Asia pada Kamis pagi, memperpanjang kenaikan untuk sesi ketiga berturut-turut karena dolar yang lebih lemah membuat logam tersebut lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.784,96 dolar AS per ounce pada pukul 01,46 GMT. Emas berjangka AS sedikit berubah pada 1.784,60 dolar AS.

Harga emas telah diperdagangkan antara 1.759 dolar AS dan 1.788 dolar AS minggu ini. Dolar yang lebih lemah pada Kamis membuat logam mulia tersebut mendekati ujung yang lebih tinggi dari kisaran ini.

Dua pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada Rabu (20/10/2021) sementara bank sentral harus mulai mengurangi langkah-langkah stimulusnya, itu terlalu dini untuk kenaikan suku bunga.

Bank sentral Inggris (BoE) akan menjadi bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bunga dalam siklus pasca-pandemi, tetapi para ekonom yang disurvei oleh Reuters berpikir kenaikan pertama tidak akan terjadi sampai awal tahun depan, lebih lambat dari perkiraan pasar.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak membayar bunga.

Logam mulia lainnya, perak di pasar spot naik 0,3 persen menjadi 24,33 dolar AS per ounce, sementara platinum naik 0,1 persen menjadi 1.051,12 dolar AS per ounce dan paladium turun 0,3 persen menjadi 2.066,53 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas naik 14,4 dolar, dipicu melemahnya dolar dan kekhawatiran inflasi
Baca juga: Harga emas naik di pasar Asia, dipicu dolar dan obligasi AS melemah
Baca juga: Emas turun di Asia, naiknya imbal hasil obligasi AS kurangi daya tarik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021