Jika pemerintah membubarkan FPI, saya tidak setuju, karena Ahmadiyah dan FPI itu sangat berbeda. Jika ada yang salah, yang ditangkap adalah anggotanya, bukan membubarkan FPI
Surabaya (ANTARA News) - Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi meminta pemerintah membubarkan Jamaah Ahmadiyah, bukan justru membubarkan Front Pembela Islam (FPI).
"Ahmadiyah sudah semakin meresahkan masyarakat karena ajarannya sangat menyimpang dari Islam, seperti mengakui dua nabi terakhir, yakni Muhammad SAW dan Mirza Ghulam Ahmad," katanya di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan hal itu disela seminar memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-88 NU yang menampilkan Anas Urbaningrum (Demokrat), Aburizal Bakrie (Golkar), KH Noer Iskandar SQ (PPP), Habib Rizieq (FPI), dan Ja`far Umar Thalib (Laskar Aswaja).
Menurut mantan ketua umum PBNU itu, Ahmadiyah juga "mengacak-acak" ayat-ayat Al Quran sehingga jika dibiarkan akan justru terjadi kerawanan sosial.
"Jika pemerintah membubarkan FPI, saya tidak setuju, karena Ahmadiyah dan FPI itu sangat berbeda. Jika ada yang salah, yang ditangkap adalah anggotanya, bukan membubarkan FPI," katanya.
Secara terpisah, Ketua Umum FPI Habib Rizieq ketika dikonfirmasi ANTARA tentang rencana pemerintah membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang melakukan tindak kekerasan, menegaskan tidak ada FPI dalam kerusuhan di Cikeusik, Pandeglang, Banten.
"Ormas apa yang mau dibubarkan, di Cikeusik saat itu (saat kerusuhan) tidak ada ormas," katanya sambil memasuki mobilnya dengan iringan lantunan rebana dari para pendukungnya.
Senada dengan itu, mantan petinggi Laskar Jihad ustadz Ja`far Umar Thalib ketika dikonfirmasi ANTARA disela seminar tersebut meminta pemerintah untuk tidak membubarkan FPI, tetapi justru membubarkan Ahmadiyah.
"Ahmadiyah itu sumber masalah, karena itu harus dibubarkan. Kalau dibubarkan sekarang, ongkos sosial dan politik akan lebuh murah daripada menunggu bara api yang ke depan akan lebih mahal ongkos politiknya," katanya.
Sementara itu, kata dia, FPI adalah ormas dan bukan aliran sesat seperti Ahmadiyah.
Oleh karena itu, menurut dia, ormas tersebut jangan dibubarkan, tapi justru dijadikan "partner" untuk dibina guna kepentingan pemerintah dan masyarakat.
"Saya memberi apresiasi kepada Mendagri yang mengundang FPI, FUI, dan MUI. Saya yakin kalau pemerintah mampu membina ormas, maka tidak akan ada ormas yang meresahkan, sebab ormas itu merupakan wadah penyaluran yang patut dibina," katanya.
Tentang Ahmadiyah, ia menilai pemerintah sebenarnya telah membina sebagai aliran keagamaan melalui SKB Mendagri, Menag, dan Jaksa Agung.
"Kalau masih menimbulkan masalah, ya dibubarkan saja, karena pembinaan sudah dilakukan pemerintah dengan SKB itu. Jangan sampai menunggu masyarakat yang tidak sabar untuk membubarkan," katanya.
Dalam seminar bertajuk "NKRI, Aswaja, dan Masa Depan Islam Nusantara" dengan pembicara utama KH Hasyim Muzadi itu terlihat Ketua Umum Parta Demokrat Anas Urbaningrum dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sama-sama menilai bahwa NU merupakan pilar bangsa, perekat persatuan kemajemukan, dan penjaga NKRI.
(E011/M008/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
ente tuh otaknya nyungseb atau idiot..?
kalau tak paham bahasa indonesia jangan sok pakai internet.
Malu2in,mending pasokon punya sendiri.
pinjem pakai internet cafe aja blagu!
Orang netral ingin tahu nih,
umat ahmadiyah sepengetahuan umum belum pernah berbuat anarkis terhadap umat minoritas.
Tapi kalau Gerombolan anak buah Rizik dah jelas2 sesat,mbunihin orang spt setan ngamuk,nggak peduli perempuan atau anak kecil.
FPI juga nggak perlu ada di NKRI.
Begini aja yang gampang....
Jika...bendera kita Merah Putih sebagai bendera nasional kita warnanya ditambah dengan warna lain (misal hitam) tapi namanya masih mengaku INDONESIA. Bgmn jiwa nasionalisme ANDA?
Saya nggak marah cuma berdoa,semoga yg menganiaya saya Tuhan ampuni dosa-dosanya.
Perasaan marah tentu ada ,tapi tak di luapkan dengan kekerasan apalagi sampai membunuh ini sudah melampoi batas kemanusiaan maupun hukum.
Jika memang Tuhan yg di hina,pasti Tuhan sendiri yg akan membalasnya.
Prinsip hidup saya begitu.