Kuota dan pasokan solar di Sumsel masih cukup. Tidak perlu isi banyak-banyak, sesuai pemakaian saja

Palembang (ANTARA) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas atau BPH Migas memastikan ketersediaan BBM jenis solar di Sumatera Selatan dapat mencukupi kebutuhan meski sempat terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU.

Komite BPH Migas Abdul Halim di Palembang, Rabu, mengatakan kepastian tersebut tercermin dari realisasi distribusi solar sejauh ini baru mencapai 74 persen dari kuota yang telah ditetapkan atau terealisasi 437.697 KL dari kuota 591.701 kiloliter (KL) hingga akhir tahun.

“Kami memantau memang terjadi antrean, tapi ini dikarenakan adanya lonjakan permintaan seiring dengan mulai normalnya aktivitas ekonomi masyarakat setelah penurunan level PPKM,” katanya usai acara sosialisasi kinerja dan penyuluhan regulasi BPH Migas.

Bahkan, Abdul melanjutkan, berdasarkan prognosa BPH Migas di Sumsel, penyaluran solar yang masuk dalam kategori Jenis BBM Tertentu (JBT) masih tetap di bawah kuota, yakni mencapai 587.201 KL atau 99,24 persen dari kuota.

BPH Migas mencatat, terdapat 9 kabupaten/kota dari total 17 kabupaten/kota yang telah over realisasi, yakni Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Kota Pagar Alam, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, OKU Timur, Prabumulih dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Sementara serapan solar di delapan daerah lainnya tercatat masih di bawah kuota.

Oleh karena itu, pihaknya pun telah memberikan kesempatan kepada penyalur, baik Pertamina Patra Niaga maupun PT AKR Corporindo Tbk, untuk dapat mengintegrasikan kuota antarkabupaten/kota untuk antisipasi terjadinya kelangkaan.

Abdul menjelaskan pihaknya pun terus berkoordinasi dengan PT Pertamina Patra Niaga, selaku subholding Pertamina, terkait penyaluran solar di Sumsel.

Menurut dia, kelangkaan solar bersubsidi tak hanya terjadi di Sumsel, melainkan daerah lain pun turut mengalami kondisi serupa.

Antrean panjang juga disebabkan penyesuaian program digitalisasi di SPBU-SPBU, di mana petugas SPBU bakal memeriksa nomor plat kendaraan, STNK dan memasukan data ke sistem digital SPBU itu.

Digitalisasi ini tak lain agar distribusi BBM subsidi tepat sasaran, ini untuk menjamin kuota disalurkan untuk yang berhak, katanya.

Oleh karena itu, BPH Migas pun meminta agar Pertamina tetap mengawasi jika terjadi antrean di SPBU.

Sementara itu, Excecutive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rama Suhut Sinaga, mengatakan pihaknya mengharapkan masyarakat tidak melakukan panic buying lantaran melihat antrean panjang di SPBU tersebut.

“Kuota dan pasokan solar di Sumsel masih cukup. Tidak perlu isi banyak-banyak, sesuai pemakaian saja,” kata Rama.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021