Indeks FTSE 100 dari saham utama di London turun 1,12 persen menjadi 6.014,8 poin setelah mencapai tingkat tertinggi sejak Mei 2008 pada hari sebelumnya ketika mencapai puncaknya pada 6.105,77 poin.
Indeks DAX di Frankfurt turun 1,41 persen berakhir pada 7.321,81 poin, sementara indeks CAC 40 di Paris turun 0,44 persen menjadi 4.097,41 poin di tengah kekhawatiran bahwa kerusuhan di Libya dan wilayah yang lebih luas bisa memukul pasokan minyak.
Penurunan di Frankfurt terjadi meskipun kepercayaan bisnis Jerman mencapai rekor tertinggi ketiga berturut-turut bulan ini, menurut institut Ifo, dengan analis menyambut gembira sebuah rebound yang luar biasa dalam ekonomi terkemuka Eropa.
Kenaikan kesembilan berturut-turut dalam indeks yang diawasi ketat tertangkap survei kepada para ekonom oleh Dow Jones Newswires sebagai tanda bahwa Jerman telah menepis dampak terburuk dari krisis utang zona euro.
Juga manufaktur zona euro dan aktivitas jasa pada Februari mencapai tingkat yang terakhir terlihat pada Juli 2006, namun inflasi, sesuatu yang meningkatkan kekhawatiran, juga melonjak tajam, sebuah survei diawasi ketat menunjukkan pada Senin.
Indeks komposit output zona euro yang disusun oleh perusahaan riset Markit naik 1,4 poin dari Januari menjadi 58,4 poin pada Februari.
Survei Uni Eropa dan Jerman "menunjukkan bahwa ekonomi zona euro dan Jerman telah memulai tahun ini dengan letupan," kata Ben Mei dari Capital Economics.
Namun gelombang guncangan dari kerusuhan di Libya memang memiliki dampak, terutama di bekas penjajahnya Italia -- investor asing terkemuka di Libya dan sebuah negara di mana juga telah melakukan investasi miliaran di negara Afrika Utara itu.
Perusahaan pengelola kekayaan negara (sovereign wealth fund/SWF) Libya dan keluarga penguasa Muammar Gaddafi memiliki saham di bank terbesar Italia UniCredit, di raksasa industri pertahanan Finmeccanica, serta di klub sepak bola divisi utama Juventus.
Saham UniCredit jatuh 5,75 persen pada penutupan perdagangan di Milan.
Libya adalah pemegang saham terkemuka UniCredit dengan 7,5 persen saham dan Gubernur Bank SentralLibya Farhat Omar Bengdara juga wakil presiden UniCredit.
Saham di perusahaan energi terkemuka ENI, yang telah dimiliki Libya sejak 1959 dan menghasilkan 244.000 barel setara minyak per hari pada 2009, juga turun 5,12 persen.
Secara keseluruhan bursa Milan anjlok 3,59 persen pada hari ini, penurunan terbesar untuk bursa besar Eropa.
Sedangkan Madrid turun 2,33 persen dan Lisbon turun 2,17 persen.
Pasar saham Swiss dan Amsterdam membuat kerugian yang lebih kecil, turun 0,50 persen dan 0,87 persen.
Saham Asia pada Senin beragam dengan Hong Kong turun 0,47 persen dan Sydney turun 0,74 persen sementara Tokyo mengatasi kerugian pagi menjadi berakhir 0,14 persen lebih tinggi pada 10.857,53, mendekati tertinggi 10 bulan.
Harga minyak Brent melambung di atas 105 dolar per barel pada Senin, mencapai puncak baru dua tahun karena kekerasan mematikan di Libya memicu kekhawatiran atas penyebaran kerusuhan di Timur Tengah dan wilayah Afrika utara.
"Tidak ada yang tahu pasti apa situasi yang ada (di Libya) tetapi itu tampak bahwa hal-hal sudah mendapat potensi lebih banyak untuk mendapatkan lebih banyak kekerasan dan itu akan memiliki dampak yang lebih besar pada infrastruktur dan kemampuan industri untuk beroperasi," David Hart analis minyak dan gas bumi di Westhouse Securities memperingatkan.
Mata uang Euro juga jatuh pada Senin terhadap dolar. Banyak dari ini dapat dikaitkan dengan profit taking dan kehati-hatian di tengah kekhawatiran pasar.
Dalam perdagangan terakhir euro berpindah tangan pada 1,3681 dolar terhadap 1,3691 dolar pada akhir perdagangan Jumat.
Terhadap mata uang Jepang, euro stabil pada 113,75 yen.
Euro berada pada 0,8432 pound Inggris, naik dari 0,8424 pound dan 1,2941 franc Swiss (1,2932).
Dolar yang mengawali secara lemah berakhir turun terhadap mata uang Jepang, berdiri di 83,14 yen (83,16).
Pound sedikit turun terhadap greenback, di 1,6225 dolar terhadap 1,6253 dolar pada Jumat. (A026/A027/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011