Itu berlaku bagi semua orang tanpa pengecualian. Tidak masalah apakah Anda nomor satu di dunia atau Anda yang lain
Jakarta (ANTARA) - Upaya Novak Djokovic untuk mempertahankan gelar dan mencetak rekor Grand Slam dalam keraguan setelah menteri imigrasi Australia, Rabu, menegaskan bahwa semua pemain yang menginginkan visa untuk berkompetisi di Australian Open harus sepenuhnya divaksiniasi COVID-19.
Djokovic, yang setara dengan Roger Federer dan Rafa Nadal mengumpulkan 20 gelar Grand Slam, telah menolak divaksinasi, dan mengatakan ia tidak yakin akan mempertahankan mahkota Australian Open-nya.
Mengklarifikasi syarat visa Australia, Menteri Imigrasi Alex Hawke yang dikutip dari Reuters, Rabu, mengatakan pemain asing harus sudah dua kali disuntik vaksinasi untuk bermain pada Grand Slam di Melbourne Park pada Januari.
“Anda harus dua kali divaksinasi untuk mengunjungi Australia. Itu adalah permohonan universal, bukan hanya untuk pemain tenis. Maksud saya bahwa setiap pengunjung ke Australia harus dua kali divaksinasi,” kata Hawke kepada radio Australian Broadcasting Corporation (ABC).
"Saya tidak punya pesan kepada Novak. Saya mempunyai pesan untuk semua orang yang ingin berkunjung ke Australia. Ia harus divaksinasi dua kali,” kata Hawke, dikutip Reuters.
Peraturan tersebut dapat mengecualikan pemain dari turnamen, meskipun tingkat vaksinasi meningkat.
Lebih dari 65 persen pemain pada tur putra profesional ATP sudah divaksinasi dan sedikitnya 60 persen pada sirkuit putri WTA, menurut laporan media baru-baru ini.
Kedua tur telah meminta para pemain untuk divaksinasi namun beberapa menyuarakan keberatan.
Petenis Rusia juara tunggal putra US Open Daniil Medvedev dan petenis Jerman peringkat empat dunia Alex Zverev telah menyatakan keraguannya mengenai suntikan tersebut, meskipun status vaksinasi mereka masih belum diketahui.
Petenis peringkat tiga dunia asal Yunani Stefanos Tsitsipas mengatakan pada Agustus ia hanya akan divaksinasi jika itu diwajibkan, meskipun belakangan ia mengatakan berencana untuk pendapat suntikan sebelum akhir tahun.
Menteri kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan peraturan negara tersebut adalah untuk melindungi warga Australia.
"Itu berlaku bagi semua orang tanpa pengecualian. Tidak masalah apakah Anda nomor satu di dunia atau Anda yang lain," katanya dalam konferensi media, Rabu.
Australia telah menutup perbatasan internasionalnya bagi mereka yang bukan warga negaranya dan penduduk tetap selama 18 bulan, meskipun ada beberapa pengecualian.
Perjalanan internasional diperkirakan akan dimulai untuk warga negara Australia dalam beberapa pekan, dengan pariwisata diperkirakan akan dilanjutkan kembali pada awal 2022.
Pihak berwenang di Negara Bagian Victoria, yang menjadi tuan rumah Australian Open, mengatakan mereka tidak akan membuat kesepakatan khusus bagi atlet yang belum divaksinasi untuk memungkinkan mereka bertanding di sana meskipun mereka sudah memiliki visa untuk masuk ke negara tersebut.
Melbourne, kota terbesar kedua di Australia, telah dikunci sejak Agustus akibat wabah varian Delta yang sangat menular namun akan mulai dibuka pada Jumat, ketika 70 persen penduduk dewasa di Victoria diperkirakan sudah sepenuhnya divaksinasi.
Baca juga: Petenis yang belum divaksin terkendala ikuti Australian Open
Baca juga: Djokovic enggan ungkap status vaksin, tidak yakin ikut Australian Open
Baca juga: Murray dukung pembatasan pemain yang tidak divaksin di Australian Open
Baca juga: Jelang Australian Open, pemain masuk gelembung ketimbang karantina
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021