Jakarta (ANTARA) - Kisah pembunuhan sadis dan menegangkan tentu sudah banyak disuguhkan dalam berbagai judul film horror. Namun, sekuel "Halloween" yang identik dengan pembunuh keji bertopeng putih Michael Myers rasanya memiliki ciri khas tersendiri dan selalu dinantikan para penggemarnya selama 40 tahun.
Berhasil meloloskan diri setelah dikurung di ruang bawah tanah dan dibakar hidup-hidup oleh Laurie Strode beserta anak perempuannya Karen dan cucu perempuannya Allyson, Michael pun kembali melakukan aksi kejamnya di "Halloween Kills"
Sekuel "Halloween" kali ini tidak hanya memiliki kata "pembunuhan" dalam judulnya. Namun kata tersebut pun benar-benar digambarkan sutradara David Gordon Green dengan epik dalam sekuel ini. Aksi sadis Michael akan lebih banyak memakan korban dibanding sekuel sebelumnya.
Baca juga: Rekomendasi tayangan mencekam sambut halloween
Baca juga: Tiga film horor remaja sambut Halloween
"Ini disebut 'Halloween Kills' dan itu harus sesuai dengan judul. Hampir setiap adegan memiliki sesuatu. Tidak ada pemandangan yang tenang atau mudah. Ini penuh dengan kecemasan dan penikaman," ungkap David dalam pernyataannya.
Mengetahui kabar Michael yang berhasil lolos dari kobaran api dan kembali menebar terror di kota Haddonfield, para penduduk pun mulai geram dan muak dengannya. Terutama para penyintas yang sempat berhasil lolos dari tikaman sang pembunuh bertopeng itu.
Situasi yang mulai memanas di Rumah Sakit Haddonfield pun membuat Karen mencemaskan sang ibu. Dia tahu bahwa Michael Myers akan datang ke sana dan memburu ibunya yang masih terbaring lemah akibat luka tusuk. Karen akhirnya memerintahkan anaknya Allyson untuk menjaga sang nenek di kamar inapnya.
Sayangnya, Allyson tak mengindahkan keinginan ibunya. Dia memilih ikut bersama kekasihnya memburu Michael lantaran sudah menyimpan dendam karena sudah menghilangkan nyawa ayahnya dan membuat neneknya terbaring di rumah sakit.
Adegan saling memburu antara Michael dan warga kota Haddonfield ini tak hanya akan menciptakan ketegangan bagi penonton. Sebab, penonton juga akan dibuat geram dengan adanya konflik yang terjadi akibat kericuhan dan kesalah pahaman di Rumah Sakit Haddonfield tempat Laurie dirawat.
Selain memainkan emosi penonton dengan ketegangan dan simpati karena kisah para korban pembunuhan Michael, David juga kembali menggiring penonton untuk mengingat kilas balik kisah-kisah "Halloween" yang sebelumnya sejak 1978 hingga 2018.
Alur maju mundur yang disuguhkan "Halloween Kills" ini akan membuat penonton semakin penasaran tentang identitas asli Michael dan alasan dia sangat ingin membunuh Laurie Strode.
Adegan kilas balik pertama dibuka dengan latar bulan Oktober tahun 1978 di Haddonfield, Illinois. Adegan tersebut menggambarkan tentang malam di mana Sherif Frank Hawkin mengejar pria bertopeng yang tidak lain adalah Michael Myers.
Pada adegan tersebut, Sherif Hawkin dan rekannya yang berhasil menemukan kediaman Michael yang juga menjadi lokasi Michael membunuh saudara perempuannya. Namun, saat memasuki rumah tersebut, rekan Hawkin pun ditikam oleh Michael hingga meninggal dunia.
Menciptakan adegan kilas balik dalam film ini bukan hanya sekedar memutar ulang video lama dari sekuel "Halloween" sebelumnya. David dan seluruh tim berusaha untuk benar-benar membuat kembali set bahkan pakaian yang sama persis seperti yang pernah ditayangkan di sekuel lama "Halloween".
Meskipun sukses menciptakan kembali kengerian yang terjadi pada tahun 1978, perancang kostum film "Halloween" Emily Gunshor mengaku sempat mengalami kesulitan.
Hal tersebut dikarenakan peristiwa pembunuhan yang dilakukan Michael terjadi selama satu malam. Sehingga sebagian besar pemain mengenakan pakaian yang sama untuk keseluruhan film. Oleh sebab itu, Emily pun harus mencari dan membuat pakaian yang sama persis seperti adegan-adegan yang telah tayang pada seri Halloween sebelumya.
"Kami menciptakan kembali tampilan Lonnie persis seperti di film '78. Menarik gambar, membuat dan sablon kemejanya, mencari jaket merah vintage dan mengubah semuanya agar pas. Kami membuat semua kostum Halloween 1978," ungkap Emily Gunshor yang merupakan desainer kostum film ini.
Adegan-adegan kilas balik dalam "Halloween Kills" juga turut disukseskan oleh perancang produksi Richard A. Wright beserta tim yang berupaya membuat set lokasi syuting menjadi sama persis ketika pengambilan gambar di tahun 1978.
Pada set tahun 1978, Richard kembali membuat ulang rumah masa kecil Michael. Sementara untuk set tahun 2018, dia menciptakan kembali kota Haddonfield di Wilmington, Carolina Utara. Sebelumnya pada "Halloween 2018", Richard membuat kota Haddonfield di sekitar Charleston, Carolina Selatan.
"Kami kembali dan melucuti bangunna dari semua yang kami bisa untuk digunakan kembali di set kami di Wilmington. Tentu saja kami juga membutuhkan eksteriornya. Jadi kami menemukan rumah asli di Wilmington dengan bentuk yang hampir sama dengan rumah Laurie," ungkap David.
Demi kesuksesan dari sekuel film horror yang telah berlangsung selama 40 tahun ini, David pun tak tanggung-tanggung merobohkan cerobong asap, menambahkan beberapa elemen di teras, dan membakar rumah tersebut agar sama persis seperti adegan saat rumah Laurie terbakar di akhir kisah "Halloween" 2018.
Sekuel yang telah dirilis pada 15 Oktober 2021 di Amerika Serikat ini sudah dapat dinikmati di bioskop Indonesia mulai hari ini. "Halloween Kills" akan menentukan apakah kisah Michael akan berakhir di tangan penduduk Haddonfield yang memburunya atau justru sebaliknya.
Baca juga: "Halloween Kills" akan rilis di bioskop Indonesia pada 20 Oktober
Baca juga: Debut "Halloween Kills" cetak Rp709 miliar di box office
Baca juga: "Halloween Kills" tayang 15 Oktober di bioskop AS
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021