"Dalam kondisi normal, dari sawah seluas satu bahu (7.000 meter persegi) bisa menghasilkan gabah sebanyak empat ton. Namun panen sekarang, hanya menghasilkan dua ton gabah," kata Sudirman (51), petani di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Senin.
Menurut dia, merosotnya hasil panen ini karena serangan hama wereng yang tak hanya terjadi di sawah miliknya tetapi juga sebagian besar sawah di desanya.
Bahkan, kata dia, tidak hanya hama wereng yang menyerang tanaman padi, tetapi juga hama tikus.
"Kalau tidak diserang wereng, tanaman padi di sini diserang tikus. Ada juga yang diserang kedua hama tersebut," katanya
Petani lain, Sarkum (46), mengeluhkan produksi sawah miliknya yang seluas setengah bahu (3.500 meter persegi) hanya menghasilkan satu ton gabah atau turun 50 persen dari biasanya menghasilkan dua ton gabah.
Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) wilayah Banyumas, Tri Gunawan mengatakan, serangan hama terus berlangsung di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap.
"Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya serangan hama lain, petani harus mewaspadai hama wereng, tikus, dan kresek," katanya.
Berdasarkan pengamatan LPHP, hama telah menyerang ratusan hektare sawah di Banyumas hingga akhir Januari 2011.
Dia merinci, wereng coklat menyerang 235 hektare, tikus 101 hektare, hama penggerek batang 126 hektare, dan kresek 351 hektare.
"Petani diimbau untuk tetap mewaspadai serangan hama tersebut, karena kondisi cuaca seperti sekarang masih mendukung untuk perkembangbiakan hama," katanya.
Faktor lain yang membuat turunnya produksi padi adalah musim tanam yang tidak serempak sehingga hama berpindah ke lahan yang belum panen. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011