"Keberadaan pengrajin gerabah Keni Gayo ini hanya tinggal beberapa orang saja, kondisi Keni Gayo menempati status terancam punah," kata Shabela Abubakar di Takengon, Selasa.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela membuka kegiatan pelatihan pembuatan Gerabah Keni Gayo di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2021 di Lapangan Wisata Kemah Bebuli, Kampung Mendale.
Ia menjelaskan upaya untuk menjaga Keni Gayo tetap eksis sangatlah penting demi memelihara dan menjaga kelestarian salah satu khasanah kekayaan budaya lokal daerah itu.
Baca juga: Batam catatkan Mandi Safar sebagai warisan budaya tak benda
Dia juga berharap Keni Gayo dapat sejajar dengan produk kerajinan lainnya untuk dapat diperkenalkan lebih luas lagi kepada masyarakat sehingga semakin diminati oleh pasar.
Keni Gayo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Direktorat Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018.
Kegiatan bertajuk "Pemajuan revitalisasi tradisional Keni Gayo untuk meningkatkan Ketahanan Budaya" akan berlangsung selama 5 hari dengan peserta pelatihan terdiri dari siswa/i dari SLTA di Aceh Tengah sebanyak 25 orang.
Ketua Panitia, Ahmad Dahlan mengatakan peserta pelatihan pembuatan Gerabah Keni Gayo juga akan dibekali dengan pengetahuan budaya, terutama terkait dengan pengembangan Keni Gayo yang telah ada sejak jaman purba 3000 tahun yang lalu, berdasarkan atas temuan arkeologi di Ceruk Mendale dan sekitarnya.
Baca juga: Dharmasraya usulkan randang paku-batik jadi warisan budaya tak benda
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021