Ia mengatakan itu kepada ANTARA, Senin, menyusul protes Ikatan Perusahaan Film Impor dan Asosiasi Produsen Fim Amerika (MPA) atas kebijakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak terkait bea masuk serta distribusi film-film impor.
Karena masalah tersebut, kini tidak ada lagi film asing eks Holywood dan non Holywood jadi `coming soon` di bioskop-bioskop Indonesia.
"Di satu sisi, langkah itu tepat dilakukan, karena kami menilai banyak film impor yang beredar di pasaran Indonesia ternyata kontennya meresahkan dan dapat merusak moral bangsa," katanya.
Namun, ia berharap agar kebijakan pajak dan distribusi film-film Holywood maupun asing lainnya, tetap memperhitungkan dinamika usaha perbioskopan nasional.
"Artinya, `hilangnya` film Holywood dan semua film asing di bioskop dua hari terakhir, harus diimbangi dengan mekanisme yang tidak menghambat usaha maupun lapangan kerja di industri ini," katanya.
Paskalis Kossay juga meminta Pemerintah, agar kebijakan ini juga memperhatikan kemampuan atau kapasitas domestik yang belum mampu menyediakan total kebutuhan ratusan judul film per tahun. (M036/A033/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011