Bank sentral akan terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi ekonomi keuangan digital nasional
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan mengimplementasikan digitalisasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) atau BI-Fast tahap pertama mulai pekan kedua Desember 2021.
"Kebijakan penyelenggaraan yang mencakup kepesertaan, penyediaan infrastruktur, batas maksimal nominal transaksi, serta skema harga akan diumumkan pada tanggal 22 Oktober 2021," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Oktober 2021 Cakupan Triwulanan di Jakarta, Selasa.
Dia menegaskan bahwa bank sentral akan terus mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi ekonomi keuangan digital nasional.
Berbagai program digitalisasi sistem pembayaran, seperti perluasan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) dan reformasi regulasi, serta rencana implementasi BI-Fast terus diakselerasi.
Ia menyampaikan transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh seiring meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sampai dengan triwulan III-2021 meningkat 45,05 persen jika dibandingkan dengan triwulan III-2020 (year on year/yoy) menjadi Rp209,81 triliun, dan diproyeksikan meningkat 38,75 persen hingga mencapai Rp284 triliun untuk keseluruhan tahun 2021.
Perry menuturkan nilai transaksi digital banking sampai dengan triwulan III-2021 turut meningkat 46,72 persen (yoy) menjadi Rp28.685,48 triliun, dan diproyeksikan tumbuh 43,04 persen (yoy) mencapai Rp39.130 triliun untuk keseluruhan tahun 2021.
"BI terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah terkait pelaksanaan uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) serta optimalisasi dan percepatan penyaluran bansos," ucap dia.
Di sisi tunai, ia menyampaikan uang kartal yang diedarkan (UYD) pada September 2021 tumbuh 10,44 persen (yoy) mencapai Rp841,73 triliun.
Otoritas Moneter terus memastikan ketersediaan uang di seluruh wilayah Indonesia, dengan penguatan strategi distribusi uang dan pembukaan kembali layanan kas seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di masing-masing daerah.
Baca juga: BI perpanjang relaksasi denda dan pembayaran minimal kartu kredit
Baca juga: BI catat kredit perbankan tumbuh 2,21 persen pada September 2021
Baca juga: Gubernur BI turunkan proyeksi CAD jadi 0-0,8 persen pada 2021
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021