Penembakan di pangkalan di daerah Puli Khumri di provinsi Baghlan itu terjadi saat tentara tersebut melakukan perawatan pada kendaraan, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan pakta pertahanan Atlantik utara NATO.
Seorang pria berseragam Afghanistan menembak pasukan itu dan mereka menyerang balik, mencederai orang bersenjata tersebut.
Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg di Berlin sebelumnya menyatakan dua tentara Jerman tewas dan tujuh lagi luka, tiga di antaranya parah.
Prajurit ketiga (21 tahun) meninggal kemudian akibat lukanya, kata juru bicara tentara Jerman. Korban tewas lain berusia 22 dan 30 tahun serta keluarga mereka telah diberitahu, kata tentara Jerman di lamannya.
Kematian itu menjadikan 48 jumlah tentara Jerman tewas di Afghanistan sejak ahir 2001.
Dengan memberikan merinci kejadian itu, ISAF mengatakan, "Seseorang berseragam Tentara Nasional Afghanistan menembaki Pasukan Bantuan Keamanan Asing, yang bekerja pada kendaraan di Afghanistan utara pada hari ini."
Sekitar 5.000 tentara Jerman bertugas di Afghanistan sebagai bagian dari 140.000 serdadu NATO pimpinan Amerika Serikat, yang tidak disukai di kalangan rakyat Jerman.
Kematian itu terjadi sehari sesudah zu Guttenberg mengunjungi pasukan negaranya di Afghanistan.
Menteri itu terlibat dalam skandal di dalam negerinya, tempat melepaskan gelar doktornya menunggu penyelidikan atas tuduhan bahwa ia menjiplak pada sebagian besar tesisnya.
Jerman, anggota NATO, adalah penyumbang ketiga terbesar pasukan untuk Afghanistan setelah Amerika Serikat dan Inggris, dengan sekitar 4.400 tentara ditempatkan di utara, yang semakin bergolak di negeri terkoyak perang itu.
Berlin ingin mulai memulangkan tentaranya pada 2011, setujuan dengan Washington, tapi belum menetapkan tanggal bagi penarikan itu.
Tugas itu ditentang sebagian besar pemilih Jerman, seperti ditunjukkan jajak pendapat.
Tapi, parlemen pada Februari menyetujui perpanjangan masa penggelaran itu dan pengiriman 850 tentara tambahan.
Pada akhir Juni, Menteri Pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg
memperingatkan bangsanya bahwa mereka menghadapi "musim panas keras" di Afghanistan dalam memerangi Taliban.
Mengatur tanggal akhir penarikan pasukan asing dari Afghanistan akan bermain dengan irama pejuang, kata menteri pertahanan Jerman, yang memperingatkan tentang "musim panas keras".
"Hal paling kurang berguna bagi kita -- baik di dalam negeri maupun sebagai sekutu-- adalah menetapkan tanggal akhir kepulangan," kata Karl-Theodor zu Guttenberg kepada "Financial Times" dalam wawancara.
Tanggapan zu Guttenberg pada kunjungan ke London itu muncul setelah Perdana Menteri David Cameron pada pekan sebelumnya menyatakan ingin memulangkan 9.500 tentara Inggris dari Afghanistan dalam lima tahun.
Negara lain, yang mencakup 46 negara dengan 140.000 tentara dipimpin Amerika Serikat, termasuk Kanada, Belanda dan Polandia menyatakan ingin pasukan mereka pulang dalam dua tahun mendatang.
Lonjakan jumlah tentara NATO tewas adalah berita tak disukai di ibu kota Barat, tempat pemimpin politik berada di bawah peningkatan tekanan dari pemilihnya, yang tak mau menerima harga untuk perang di tempat jauh dan tampak tiada akhir itu.(*)
(Uu.B002/H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011