Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan BPOM akan memperkuat pengawasan pelabelan informasi nilai gizi makanan.
"Kami akan lebih memperkuat kembali labelling sebagai cara mengedukasi masyarakat yang dikaitkan dengan nutrisi," kata Penny K. Lukito dalam acara daring bertajuk World Food Day, Our Actions are Our Future yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Pihaknya mengingatkan jajarannya agar terus mengedukasi masyarakat soal pentingnya nutrisi yang terkandung dalam makanan.
Menurut dia, bila masyarakat memahami pentingnya nutrisi, mereka akan lebih selektif dalam memilih makanan sehingga harapannya produsen makanan akan berlomba-lomba untuk menyajikan produk makanan yang berkualitas dengan nilai gizi yang baik.
Baca juga: Penny K. Lukito sebut BPOM komit wujudkan slogan World Food Day
Baca juga: BPOM: Pengembangan obat herbal butuh kemampuan industri dan pendanaan
"Nanti akan kami lebih pertajam lagi bagaimana mengedukasi dan membuat label atau nilai gizi tersebut menjadi satu bentuk kompetisi. Daya saing untuk pelaku usaha meraih sebanyak mungkin konsumen tentunya," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Penny juga menuturkan masalah keamanan pangan dalam peringatan World Food Day sangat terkait erat dengan target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's).
"World Food Day ini ada kaitannya juga dengan pencapaian SDG's. SDG's kan menjadi target pembangunan. Indikator target pembangunan yang harus dicapai oleh kita bersama sebagai satu komunitas dunia, target sustainable development goals," ujarnya.
Menurut dia, pelaku usaha yang mematuhi cara produksi pangan olahan yang baik, cara distribusi pangan olahan yang baik dan sejumlah pedoman terkait izin edar, penggunaan label dan nilai gizi merupakan upaya bersama untuk mencapai keamanan pangan dalam negeri.
"Upaya kami untuk menstandarisasi, mengelola, memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat dikaitkan dengan nilai gizi, misalnya sehingga itu menjadi referensi masyarakat pada saat memilih jenis pangan yang ada di pasaran," katanya.*
Baca juga: BPOM dorong pengembangan obat herbal terstandar dan fitofarmaka
Baca juga: Kunjungi Jawa Barat, Dubes Australia temui pebisnis bahas IA-CEPA
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021