Brasilia (ANTARA News) - Brazil menangguhkan keputusan yang sudah ditunggu lama mengenai pembelian 36 pesawat tempur multi miliaran dolar hingga tahun depan sebagai upaya mengurangi anggaran belanja yang sangat besar, sebuah surat kabar setempat melaporkan, Sabtu.

Harian terkemuka itu O Estado de Sao Paulo mengutip empat menteri yang tidak disebutkan namanya sebagai mengatakan bahwa presiden baru Dilma Reousseff melihat belum ada iklim akuisisi pada 2011, dan bahwa langkah serupa dapat memangkas 30 miliar dolar dalam anggaran tahun ini akan menjadi suatu yang "tidak konsisten."

Prancis, Swedia dan juga Amerika Serikat tengah berlomba untuk kontrak tersebut, yang mempunyai nilai awal diperkirakan 4 miliar sampai 7 miliar dolar, dengan kemungkinan lebih banyak pesawat di masa depan karena Brazilian Air Force berusaha mencari perubahan armada tempurnya.

Rousseff telah bertemu selama tiga jam dengan Menteri Pertahanan Nelson Jobim pada Selasa lalu membicarakan pembatasan anggaran dan sementara Jobim menyatakan kepada pers bahwa penangguhan kesepakatan itu tidak akan berdampak dengan pengurangan tersebut yang ia katakan di mana "tidak ada anggaran belanja tahun ini" untuk kontrak pesawat tempur.

Jobim juga menyatakan bahwa militer akan pertama kali memilih penawaran bagus dan memulai negosiasi kompleks mengenai berbagai masalah tehnis dan persyaratan kesepakatan, tetapi mengatakan bahwa ia memperkirakan sebuah keputusan tahun ini.

Sumber di kantor kepresidenan dan kementerian pertahanan menyatakan kepada AFP bahwa proses penjualan masih berjalan.

Brazil menuntut alih teknologi tidak terbatas sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, karena negara itu bermaksud menggunakan proyek itu untuk mengembangkan industri penerbangannya dan menjadi "provider" regional.

Pada Januari lalu Menteri Pertahanan Prancis mengatakan bahwa negaranya telah yakin untuk melakukan kontrak tersebut. Awal pekan ini Pentagon percaya bahwa Brazil akan memperoleh suatu "alih teknologi signifikan" melalui pembelian pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat dari Boeing, demikian AFP.

(SYS/S004/S026) 2

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011