"Tanaman kakao menjanjikan untuk dikembangkan bagi kesejahteraan masyarakat karena sekitar 85 persen dari tanaman ini masih dikuasai masyarakat dalam bentuk pertanian plasma," kata Gubernur Sulbar di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, tanaman kakao Sulbar hanya sekitar 15 persen dari sekitar 185.000 hektare yang dikuasai perusahaan dalam bentuk pertanian inti.
Oleh karena itu ia mengatakan, mengembangkan pertanian kakao di Sulbar sangat menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat dibandingkan dengan mengembangkan tanaman pertanian sawit.
Karena kata dia, sekitar 80 persen tanaman sawit masih dikuasai perusahaan yang dinikmati sendiri sementara hanya sekitar 20 persen tanaman sawit di Sulbar dinikmati masyarakat yang mengembangkan pertanian sawit dalam bentuk plasma.
Oleh karenanya pemerintah di Sulbar lebih cendrung mengembangkan pertanian kakao yang produksinya mencapai 140.000 ton pertahun, dari pada perkebunan sawit meskipun juga cukup potensial di Sulbar dengan luas lahan sekitar 187.142 hektare dengan tingkat produksi 673.713 ton/tahun,
Ia mengatakan, sulawesi merupakan produsen terbesar kakao secara nasional, khususnya Sulbar sehingga Indonesia menjadi produsen kakao terbesar kedua setelah Pantai Gading.
"Kakao di Indonesia secara nasional disumbangkan sejumlah wilayah di Pulau Sulawesi yakni sekitar 72 persen dari total produksi kakao negara ini, khususnya Sulbar menyumbang 24 persen produksi kakao negara ini," katanya.
Gubernur mengatakan, kakao telah memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Sulbar yang sekitar 64 persen dari satu juta penduduknya mengembangkan pertanian kakao, kakao telah menyumbangkan sekitar 71 persen dari total pendapatan mereka.
"Wakil Presiden Boediono yang telah berkunjung di Sulbar menyatakan pemerintah pusat akan menjadikan Propinsi Sulbar sebagai produsen andalan kakao nasional, Wapres meminta semua pihak khususnya dari kalangan perbankan untuk mendukung Propinsi ini sebagai produsen andalan kakao nasional itu," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Wapres telah menyatakan keseriusan pemerintah pusat untuk melanjutkan Gerakan Nasional Peningkatan Mutu dan Produksi Kakao di Sulbar antara lain akan dilakukan dengan penambahan anggaran, karena kakao itu merupakan ekonomi rakyat, sehingga pemerintah pusat akan sepenuhnya membantu pengembangan kakao di Sulbar. (MFH/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011