-
Jakarta (ANTARA News) - Ribuan ton sampah yang sudah dipilah oleh rumah-rumah tangga di Inggris, selama ini ternyata tidak didaur ulang oleh perusahaan sampah tapi dikirim ke negara berkembang.
Penyelidikan selama tiga tahun oleh Badan Lingkungan Inggris mendapati bahwa pengiriman sampah tersebut ternyata merupakan bisnis gelap seharga jutaan pound.
Para penegak hukum kini sedang menyusun dakwaan terhadap 30 kelompok kriminal dan lima di antaranya sedang diadili.
Di Inggris ada hampir 140 kota yang mewajibkan setiap rumah tangga memilah sampahnya ke lima tempat sampah, bahkan ada wilayah yang mengharuskan pemilahan hingga sembilan jenis sampah.
Sampah yang diekspor ke negara berkembang kebanyakan adalah limbah elektronik dan biasanya berakhir di Afrika. Salah satu kasus yang terungkap adalah pengiriman 10 ribu televisi dan monitor rusak.
Ban bekas dikirim ke Vietnam dan negara-negara Timur Jauh. Kasus besar yang dulu di Inggris pernah terungkap yaitu pengiriman sampah botol, kaleng dan koran, ternyata juga terulang lagi.
Sarah Chare, kepala penegakan hukum di Badan Lingkungan, mengemukakan bahwa sesampainya sampah eletronik di Afrika, metal berharga akan dipisahkan dari limbah itu oleh buruh anak-anak. Terdapat laporan bahwa metal itu kemudian dilebur untuk dibuat menjadi peluru.
Lain lagi dengan nasib sampah plastik. Limbah yang seharusnya di daur ulang itu justru dibakar di udara terbuka.
"Organisasi kriminal mendapat uang tanpa peduli bahaya yang mereka timbulkan," kata Chare lalu mengatakan bahwa industri daur ulang telah rusak reputasinya oleh kasus tersebut.
Dia mengemukakan aksi sogok juga merebak kepada pihak-pihak yang bertugas mengawasi daur ulang.
(A038/A038/BRT)
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011