Jakarta (ANTARA) - Paula Badosa mengaku tidak pernah kehilangan kepercayaan pada tahun "roller-coaster" ini, saat dia merayakan keberhasilan merebut gelar terbesar dalam kariernya setelah meraih kemenangan 7-6(5), 2-6, 7-6(2) atas Victoria Azarenka di final Indian Wells, Minggu waktu setempat.

Petenis 23 tahun itu harus mengatasi cedera dan masalah kesehatan mental dalam beberapa musim terakhir. Dia mengalami awal yang sulit hingga 2021, setelah menjadi satu-satunya pemain Australian Open yang dinyatakan positif COVID-19 menjelang Grand Slam.

Permainan Badosa telah meningkat dan ia mengalahkan juara French Open Barbora Krejcikova, juara Grand Slam tiga kali Angelique Kerber, dan peringkat delapan dunia Ons Jabeur untuk mencapai final Indian Wells di mana ia mengalahkan mantan nomor satu Azarenka.

Baca juga: Norrie tekuk Basilashvili sabet gelar juara Indian Wells
Baca juga: Raducanu akan berlatih dengan Esteban Carril pekan ini

"Hal pertama yang saya pelajari pekan ini adalah tidak ada yang tidak mungkin. Jika Anda berjuang, jika Anda bekerja, setelah bertahun-tahun, Anda dapat mencapai apa pun," ujar Badosa kepada wartawan, dikutip dari laman resmi Reuters, Senin.

"Dan untuk bermimpi. Terkadang Anda mengalami saat-saat sulit. Dalam kasus saya, saya telah melalui saat-saat sulit. Saya tidak pernah berhenti bermimpi. Itu membuat saya terus bekerja keras dan percaya sampai saat-saat terakhir. Hari ini sama, saya sangat bangga dengan itu."

Atas hasil tersebut, Badosa posisinya akan bergerak menuju rangking 13 besar dunia.

"Anda tahu saya mengalami tahun roller-coaster, kekecewaan, dan segalanya. Tapi setelah semua yang saya lalui dalam hidup saya, itu bukan kekecewaan," tambah Badosa.

“Itu bagian yang baik. Ketika Anda sangat menderita, ketika Anda masih muda, ketika Anda memiliki sedikit kekecewaan, Anda tidak merasakannya seperti itu. Jadi itulah bagian yang baik dari apa yang terjadi.

Selanjutnya, Badosa bertekad untuk menyegel tempatnya pada WTA Finals di Guadalajara bulan depan.

Baca juga: Badosa nilai karantinanya di Australia sebagai momen terburuk
Baca juga: Masuk 10 besar dunia, Jabeur : Saya baru saja memulai

Pewarta: Gheovano Alfiqi/Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021