Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) memastikan daya listrik di seluruh wilayah Papua melimpah untuk mencukupi kebutuhan investasi yang diperkirakan meningkat signifikan usai penyelenggaraan PON XX Papua.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua & Nusa Tenggara Syamsul Huda mengatakan keberhasilan pesta olahraga empat tahunan itu memperlihatkan kesiapan masyarakat Papua terhadap masuknya investasi.
“Dengan PON di tiap klaster menjadi potret bahwa peluang bisnis di Papua sangat potensial,” kata Huda dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
Dalam melihat peluang bisnis di Papua, Huda menegaskan investor akan mempertimbangkan daya dukung, salah satunya kecukupan listrik.
Dia memastikan kemampuan listrik semua kota utama di Papua masih jauh lebih tinggi dibanding kebutuhan puncak masing-masing kota.
"Pasokan listrik kini melimpah, kami mengajak para investor untuk masuk ke Papua. Semua infrastruktur pendukung untuk investor sudah siap," ujar Huda.
Baca juga: PLN pasok listrik platinum 7,79 MVA untuk terminal LPG Arun
“Contoh di Merauke, beban puncak baru sekitar 23,2 MW, daya yang dimiliki 46,8 MW. Jadi reserve margin di atas 50 persen. Padahal kalau kota besar 30 persen cukup, ini malah 50 persen," tambahnya.
Daya listrik Papua yang melimpah juga tampak di Jayapura. Kota utama penyelenggaraan PON XX Papua memiliki daya mampu listrik 145 MW.
Sementara itu, kebutuhan tertinggi selama penyelenggaraan PON XX Papua tercatat hanya sebesar 97 MW.
Kondisi itu menunjukkan suplai listrik masih sangat melimpah, meski Papua tengah menyelenggarakan event berskala nasional.
PLN memproyeksikan kelimpahan daya listrik di Papua bisa lebih dari 50 MW setelah penyelenggaraan PON dan atlet pulang ke daerah mereka masing-masing.
Alhasil melimpahnya pasokan listrik membuka peluang bagi kegiatan ekonomi lain, seperti sektor pertanian, perikanan, pertambangan, ataupun kegiatan olahraga berikutnya.
Baca juga: PLN pastikan listrik tanpa kedip di ajang World Superbike dan MotoGP
PLN berkomitmen masih akan terus membangun infrastruktur di Papua hingga tahun depan, seperti Gardu Induk (GI) Timika sebesar 2x60 MVA akan mulai beroperasi sebelum penutupan tahun ini.
Pada 2022 akan masuk Pembangkit Listrik Sarmi 5 MW, Pembangkit Listrik Nabire 2x7 MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTMG Timika-GI Timika 60 kms, SUTT 150 kV GI Jayapura-GI Angkasa 20 kms, GI Angkasa 60 MVA, serta GI Sentani Baru 30 MVA.
“Di daerah lain seperti Manokwari, Sorong, Nabire, sampai Timika pun daya yang tersedia masih cukup besar. Jadi kalau di sana ada gelanggang olahraga, showroom, pusat bisnis, perikanan dan lain-lain, sana kan terbuka, bisa bangun tambak udang untuk ekspor, daya masih cukup,” jelas Huda.
Saat ini, keseluruhan daya mampu sistem kelistrikan Papua dan Papua Barat telah mencapai 468,83 MW yang dipasok dari sejumlah pembangkit listrik berbahan bakar gas, air, diesel hingga surya.
Baca juga: PLN: Konsumsi listrik naik 4,42 persen, capai 187,78 TWh
Baca juga: PLN: Konsumsi listrik naik, beban puncak lampaui sebelum pandemi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021