"Insiden itu sangat berpengaruh pada investasi di sini, meskipun tidak secara langsung dan tidak signifikan," kata Gubernur Jatim Soekarwo di Surabaya, Jumat.
Oleh sebab itu, sampai saat ini pihaknya terus berkonsentrasi melakukan upaya pemulihan dengan meminta Kepala Polda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti dan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo melakukan pengamanan ekstra ketat.
"Pengamanan tidak hanya di sekitar Yapi, melainkan juga di daerah-daerah rawan konflik lainnya di Jatim," katanya.
Pada saat insiden penyerangan Yapi terjadi, Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf langsung turun tangan.
"Kalau tidak segera ditangani, dampaknya bisa semakin parah. Kapolda, Pangdam, Wagub, dan para ulama langsung kami kumpulkan," kata Gubernur.
Setelah itu, Gubernur langsung mendatangi sejumlah konsulat jenderal atau perwakilan negara asing di Jatim.
"Mereka kami beri penjelasan terkait peristiwa tersebut. Karena kalau tidak diberi penjelasan seperti itu, mereka kami khawatirkan takut dan resah," kata mantan Sekdaprov Jatim itu.
Selanjutnya, Gubernur bertolak menuju Jakarta, Kamis (17/2). Sebelum dilantik menjadi Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI), Kamis, Gubernur menemui Presiden, Mendagri, Menko Perekonomian, Kapolri, dan beberapa pejabat tinggi lainnya.
"Mereka kami lapori insiden yang terjadi di Pasuruan itu sekaligus melaporkan bahwa kondisi sekarang aman dan terkendali," katanya.
Meskipun situasi tetap aman dan terkendali, Gubernur tetap meminta aparat TNI/Polri dan masyarakat waspada.
Terkait terjadinya insiden itu, dia menilai tidak ada unsur rekayasa atau telah direncanakan sebelumnya.
"Kalau penggeraknya tetap ada, tapi sifatnya spontanitas. Ya, kayak kita ini bersama teman-teman wartawan, tiba-tiba ada yang ngajak ngopi. Berarti ada pemimpinnya ada yang menggerakkan, tapi sifatnya spontan dan tidak direncanakan sebelumnya," kata Gubernur. (M038/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011