Tangerang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Tangerang, Banten, berupaya mengatasi banjir yang setiap tahun melanda wilayah ini akibat kurangnya areal resapan air sehingga membangun sejumlah sumur bioretensi.
"Berbagai upaya kita lakukan mengatasi banjir di wilayah ini, maka ke depan harus dibangun sumur bioretensi," kata Wakil Wali Kota Tangerang, H Arief R Wismansyah dihubungi Jumat.
Menurut dia, selain membuat lubang biopori, maka diharapkan warga dapat juga membangun sumur bioretensi di daerah rawan banjir.
Sedangkan sumur bioretensi adalah sumur yang menerapkan bioretensi, merupakan teknologi aplikatif yang menggabungkan unsur tanaman, "green water" (air yang tersimpan di pohon) dan "blue water" (air dari mata air, sungai dan danau) dalam suatu bentang lahan dengan semaksimal mungkin meresapkan air ke dalam tanah.
Arief mengutip pakar lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), bahwa sumur bioretensi dapat digunakan untuk mengatasi banjir dengan mengendalikan air limpahan sekaligus memanen air hujan pada musim kemarau.
Adapun cara pembuatan sumur bioretensi yaitu menggali tanah seluas minimal satu meter persegi dengan kedalaman 2,7 meter, kemudian isi bagian dasar sumur dengan batu kali dan ijuk setinggi 1,7 meter untuk menahan fondasi.
Pada tiap-tiap sisi dinding bagian atas pasang buis (cetakan beton) seluas satu meter persegi dengan empat lubang, lalu masukkan batu kali dan ijuk kedalam lubang buis beton untuk menghindari masuknya sedimen tanah kedalam sumur.
"Setelah itu, tutup lubang sumur dengan cetakan beton dan tutup lagi dengan tanah, lalu pompa air dapat dipasang dengan jarak dua hingga tiga meter dari sumur bioretensi," katanya.
Demikian pula, sumur bioretensi dapat dibuat di halaman rumah, selokan, trotoar, taman, lahan parkir dan gang-gang sempit padat penduduk.
Disamping untuk menambah resapan air, juga air dari sumur bioretensi dapat dimanfaatkan oleh warga di sekitar sumur sehingga konsumsi terhadap air PAM dapat berkurang. Dengan demikian pengeluaran rutin rumah tangga akan berkurang juga.
Dia menambahkan, sejumlah sungai yang mengalir di Kota Tangerang seperti Kali Cisadane, Kali Cirarap, Kali Mokervart, Kali Pasanggrahan dan Kali Sabi sudah tidak mampu lagi menampung debit air hujan maupun kiriman dari hulu di Bogor, Jabar.
Setelah dilakukan kajian mendalam oleh aparat terkait Pemkot Tangerang, maka diputuskan untuk membangun sumur tersebut pada beberapa lokasi.
Namun untuk memperdalam teknologi pada sumur bioretensi itu, maka sejumlah petugas dari Pemkot Tangerang belajar ke IPB untuk mengetahui tentang pembuatannya. (A047/R010/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011