Sekitar 2.000 pengunjuk rasa, sebagian besar mahasiswa, baru saja meninggalkan Universitas Sanaa menuju pusat Lapangan Tahrir ketika mereka bergerak ke kumpulan pendukung rezim, dan bentrokan pecah terus-menerus untuk hari kelima, kata reporter itu.
Loyalis Presiden Ali Abdullah Saleh berkumpul dan menunggu di dekat universitas sejak dini hari dan menyerang pengunjuk rasa dengan tongkat serta batu, katanya.
Para pengunjuk rasa, meneriakkan "Orang-orang ingin menggulingkan rezim," dan ditanggapi dengan lemparan batu.
Polisi turun tangan dengan tembakan peringatan untuk memisahkan demonstran yang saling berlawanan itu.
Pada Selasa, polisi di Sanaa juga bergerak ketika pendukung dan penentang presiden bentrok, menyebabkan tiga luka-luka.
Kubu-kubu yang bersaing juga bentrok di Taez, selatan ibukota.
Pada Senin, batu dan tongkat beterbangan di ibu kota pada saat pengunjuk rasa - terutama mahasiswa dan pengacara - terlibat bentrok dengan polisi dan menghadapi pendukung Saleh.
Ini mirip dengan bentrokan yang terjadi sehari sebelumnya.
Dalam menghadapi kerusuhan, Saleh menunda kunjungan ke Amerika Serikat yang direncanakan pada akhir bulan ini setelah oposisi setuju pada Minggu untuk melanjutkan pembicaraan dengan semua pihak yang ditangguhkan sejak Oktober, tentang pembentukan pemerintah persatuan.
(SYS/H-AK/B002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011