Ribuan demi ribuan orang diungsikan dalam jangka pendek karena rido

Manila (ANTARA News) - Perang dinasti atau perang marga telah memperumit situasi keamanan di wilayah-wilayah yang dilanda pemberontakan di Filipina dan menganggu pemerintah dalam upaya mewujudukan perdamaian, demikian Palang Merah Internasional, Kamis, seperti dikutip AFP.

Persaingan berdarah yang dikenal dalam dunia Muslim sebagai "rido", telah menyebabkan pengungsian massal warga sipil, kata Jean Daniel Tauxe, 'cpuntry head' Komisi Internasional Palang Merah.

"Banyak komunitas hidup dibayang-bayangi ketakutan seiring dengan sengketa antarmarga yang sering merujuk rido yang menyebabkan pengungsian dan hilangnya nyawa," kata Tauxe kepada wartawan.

"Ribuan demi ribuan orang diungsikan dalam jangka pendek karena rido."

Pemerintah telah gagal mengupayakan pewujudan perdamaian manakala militer dan kekuatan lainnya menolak membantu mengakhiri perang marga tersebut, ujarnya.

Tauxe mengatakan para relawan ICRC telah menyalurkan makanan dan bantuan lainnya kepada sekitar 600 keluarga di selatan kota Kabacan di Pulau Mindanao yang kacau balau, setelah para komandan dua faksi pemberontak muslim di pulau itu awal tahun ini.

Kedua belah pihak menembakkan mortar dan senapan berkekuatan besar ke masing masing pihak dalam pertikaian berumur sepakan yang menelan korban 19 orang meninggal sebelum kemudian pemimpin setempat turun tangan dan memprakarsai gencatan senjata awal bulan ini.

Fenomena rido menyeruak ke permukaan setelah sebuah dinasti muslim amat berkuasa secara terduga membunuh 57 orang di kota Maguindanao pada November 2009 dalam upaya menghentikan pesaing dari keluarga lain mencari posisi pemerintahan dalam pemilu.

Para dinasti yang saling bersaing telah menguasai provinsi itu selama puluhan tahun dan diketahui mengendalikan ribuan pengikut bersenjata.

Perang marga atau perang dinasti ini juga mengantarkan kepada kekerasan lain, termasuk kemiskinan dan penculikan untuk membiaya dinasti-dinasti itu.

Tauxe menyatakan budaya menyelesaikan perbedaan dengan kekerasan, dan kegagalan pemerintah membubarkan tentara bayarana yang dikendalikan keluarga-keluarga kuat adalah penyebat semua itu terjadi.

"Sepanjang Anda memiliki senjata pribadi atau orang yang mengenakan senjata untuk kepentingan pribadi, maka akan senantiasa menciptakan masalaha," katanya.

Asia Foundation, lembaga pemikir yang baru baru ini meneliti rido, mengungkapkan bahwa dari 2000 hingga 2004 sendiri, telah terjadi sekitar 637 kasus berkaitan rido, atau rata rata 127 kejadian setahun.(*) yudha

Penerjemah: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011