New York (ANTARA News) - Harga minyak melonjak pada Rabu waktu setempat, setelah Israel menyebutkan perkiraan jalan lintasan dua kapal perang Iran ke Mediterania adalah "provokasi".

AFP melaporkan harga minyak di New York tetap tenang setelah laporan pemerintah AS menunjukkan stok terus meningkat untuk lima pekan berturut-turut.

Di sisi lain, harga minyak Brent sempat melonjak hampir tiga dolar AS per barel ke 104,52 dolar AS, sebelum akhirnya menjadi 103,78 dolar AS, akibat kekhawatiran baru atas risiko Timur Tengah.

Kontrak utama AS untuk Maret, WTI minyak mentah light sweet, ditutup pada 84,99 dolar AS, naik 67 sen.

Dorongan utama di London terjadi setelah Israel mengatakan dua kapal perang Iran diperkirakan melewati Terusan Suez Rabu malam menuju ke Mediterania timur.

Menteri Pertahanan Ehud Barak menyebut tindakan itu "bermusuhan" dan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan hal itu adalah sebuah "provokasi".

"Kami melihat harga minyak mentah Brent mencapai tingkat tertinggi sejak 2008 dan jelas merupakan suatu respon terhadap premi risiko Timur Tengah," kata spesialis pasar AS Phil Flynn dari PFG Best Research.

Dia mengatakan ada beberapa masalah terkait pasokan dengan Brent North Sea, tapi itu bukan masalah utama.

"Mengapa Iran mencoba mengobarkan keributan sekarang. Itulah yang pedagang minyak mencoba untuk mencari tahu sekarang."

Analis Sucden, Myrto Sokou mengatakan berita itu segera memicu lonjakan. "Harga minyak mentah menguat pada sesi sore hari, sehingga harga harga minyak mentah WTI naik ke 86 dolar AS dan minyak Brent melonjak di atas 104 dolar AS, setelah berita bahwa dua kapal perang Iran telah merencanakan untuk transit melalui Terusan Suez ke Laut Mediterania dan mencapai Suriah hari ini," kata Sokou kepada AFP.
(A026/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011