Dana sejumlah itu, kata Anggota Komisi VI DPR dari perwakilan Aceh, Ir. Muhamad Ashari, MH kepada ANTARA di Jakarta, Rabu belum sepenuhnya dapat terserap lantaran kurangnya sosialisasi dari pemerintah.
Oleh karena itu, kata Ashari, pihaknya mendorong kepada masyarakat Aceh untuk memanfaatkan dana bergulir itu mengingat tingkat bunganya relatif murah, hanya 6 persen per tahun.
"Bunga kredit bank saat ini bisa mencapai 14 persen per tahun. Jika Koperasi dan UKM mendapat bunga subsidi murah diharapkan dapat menumbuhkan usaha mereka," katanya.
Di Aceh ini, katanya, ribuan koperasi dan UKM belum banyak yang mengerti adanya kredit murah itu, sehingga pihaknya perlu "turun gunung" membantu mensosialisasikan masalah itu.
Ashari yang juga sebagai anggota panitia anggaran menambahkan, untuk membantu sosialisasi adanya kredit murah untuk koperasi dan UKM itu pihaknya akan melakukan kunjungan kerja ke Aceh dan daerah lainnya bersama Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil.
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, dana bergulir itu bukan hibah, tetapi harus dapat dikembalikan agar pihak lain yang belum mendapatkan fasilitas kredit murah dapat menikmati juga.
Ia juga mengatakan, adanya kredit bergulir itu masyarakat masih banyak yang belum memahami seolah dana itu berupa hibah, sehingga tingkat kemacetanya relatif tinggi.
Ia berharap pemerintah bersama bank penyalur (bank persepsi) dapat membantu pembukuannya dan membimbing usahanya agar tidak terjadi kredit bermasalah karena dalam tahun anggaran yang lalu, kabarnya non performing loan/NPL masih di tas 20 persen.
"Kita berharap NPL kian turun dan pemerintah bersama DPR dapat meningkatkan alokasi dana bergulir itu lewat APBN," katanya.
(Y005/S006)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011