Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Abdul Aziz menegaskan gelaran balap mobil listrik Formula E yang rencananya dihelat pada 2022 mendatang, tidak menimbulkan kerugian.
Menurut Aziz, banyak pihak yang menilai Pemprov DKI Jakarta mengalami kerugian pasalnya selain bank garansi dan biaya pelaksanaan per tahun, masih ada komitmen fee yang tidak dikembalikan oleh Formula E Operations Limited (FEO).
Baca juga: Anies sambut baik penetapan DKI jadi tuan rumah Formula E 2022
"Tidak ada kerugian, ini kan banyak orang mempermasalahkan karena komitmen fee tidak dikembalikan sehingga dianggap hilang, tapi kan kenyataannya tidak hilang," kata Aziz dalam sambungan telefon di Jakarta, Sabtu.
Aziz mengatakan bahwa dana komitmen fee yang disebut DKI hanya sebesar Rp560 miliar tidak hilang, melainkan akan digunakan oleh pihak FEO untuk melaksanakan balap mobil listrik itu, termasuk mendatangkan staf, biaya akomodasi, hingga membuat event-event yang terkait Formula E.
"Jadi itu merupakan ongkos dan akomodasi untuk operasional FEO saat menggelar Formula E di Jakarta, sehingga (bisa dibilang) uang itu akan kembali pada masyarakat Jakarta dalam bentuk sewa hotel dan sebagainya," tutur dia.
Selain itu, kata dia, komitmen fee tersebut juga yang senilai Rp560 miliar itu adalah untuk semua tahun penyelenggaraan Formula E, sehingga tidak akan ada lagi biaya tambahan dari APBD untuk pelaksanaan Formula E untuk tahun 2022, 2023 dan 2024.
Pemprov DKI menyebut bahwa biaya komitmen fee tersebut telah dibayarkan dengan berasal dari APBD 2019 sebelum adanya pandemi COVID pada 2020. Yang tersisa, hanyalah biaya pelaksanaan per tahun sekitar Rp150 miliar.
Namun biaya pelaksanaan per tahun itu, tidak akan dibayarkan menggunakan APBD, tapi akan bersumber dari sponsorship yang akan dilakukan oleh Jakpro.
Pemprov DKI juga meyakini Formula E akan memberikan stimulus ekonomi dan multiplier efek pada perekonomian Jakarta termasuk pada UMKM (dengan berbagai event dan program selama gelaran), serta memberikan manfaat reputasional berupa citra Indonesia dan Jakarta yang semakin baik sehingga menstimulus turisme dan investasi.
Aziz menyebut DPRD DKI akan mendalami detail keuntungan ekonomi yang didapat dari gelaran Formula E ini, mengingat saat ini Jakarta dan Indonesia masih dihantam COVID-19 dan kajian yang dimilikinya merupakan kajian sebelum COVID-19 yang menyebutkan bakal ada pergerakan ekonomi Rp1,2 triliun.
Baca juga: Provinsi Jakarta resmi jadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E
Akan tetapi, Aziz belum bisa membeberkan kapan waktu pasti rapat tersebut digelar, karena DPRD DKI sendiri saat ini tengah membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2022 yang diharuskan selesai November 2021 ini.
"Nah jika pembahasan APBD 2022 selesai baru bisa dibahas lagi. Kemungkinan November 2021, jika selesai APBD 2022 langsung dijalankan," tuturnya.
Sebelumnya, Provinsi DKI Jakarta resmi menjadi tuan rumah balap mobil listrik ABB FIA Formula E pada 2022 berdasarkan penetapan FIA World Motor Sport Council di Paris, pada Jumat (15/10) waktu setempat.
Ketetapan tersebut sekaligus meratifikasi kalendar balapan musim ke-8 tahun 2021/2022.
Dalam video yang dibagikan khusus untuk penggemar olahraga otomotif di Indonesia, Chief Championship Officer sekaligus Co-founder Formula E, Alberto Longo, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas partisipasi Indonesia.
Longo juga menekankan pentingnya Jakarta E-Prix bagi Indonesia dan ABB Formula E.
Longo juga mengapresiasi upaya Presiden Joko Widodo dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi konvensional, dan beralih pada energi ramah lingkungan, sebuah filosofi yang senada dengan pandangan FEO.
Baca juga: Penyelenggaraan Formula E tak masuk APBD 2021
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021