"Saya kira pengelolaan pangan harus kita utamakan."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Marotowardojo mengharapkan pertemuan G20 di Paris, Prancis, mendatang dapat memberikan tekanan kepada para spekulan atau industri-industri keuangan maupun non-keuangan yang melakukan spekulasi pada harga komoditas pangan.
"Kita ingin forum G20 bisa memberikan tekanan agar tidak ada spekulator atau industri-industri keuangan maupun non keuangan yang melakukan spekulasi di komoditas pangan," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Agus Martowardojo dijadwalkan akan menghadiri pertemuan G20 antarmenteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral pada 18-19 Februari 2011 di Prancis.
Ia menjelaskan, selama ini banyak kegiatan spekulan seperti transaksi berjangka yang dapat menciptakan permintaan komoditas pangan sangat tinggi dan membuat harga-harga bergerak naik.
"Ini termasuk kegiatan-kegiatan yang future trading, biasanya perusahaan keuangan maupun non keuangan bisa melakukan forward buy, forward sale, dan dia juga bisa masuk ke transaksi future yang tidak ada underlying transaksinya. Ini bisa menciptakan demand yang tinggi dan bisa membuat harga-harga bergerak," ujarnya.
Selain itu, pada pertemuan tersebut diharapkan dapat muncul inisiatif agar dapat negara-negara anggota dapat menghimpun dana dalam satu fund khusus untuk mengembangkan produktivitas pangan sebagai upaya untuk mencegah adanya ketidakstabilan pangan menjadi lebih buruk.
"Kita ingin di tingkat forum G20 bisa menghimpun dana dalam satu fund khusus untuk kembangkan produktivitas pangan, tapi di sisi shorterm-nya adalah kita harus memberikan pesan kepada industri keuangan ataupun non-keuangan yang terkait dengan spekulasi di pangan ataupun industri future trading supaya jangan membuat ketidakstabilan pangan akibat masalah iklim ini menjadi lebih buruk," ujar Menkeu.
Ia mengharapkan, usulan inisiatif tersebut dapat meningkatkan produktifitas pangan karena dana tersebut dapat digunakan untuk pengembangan riset bibit padi seperti yang pernah terjadi pada 1970-an.
"Ini sudah didiskusikan dan juga merupakan masukan dari Pak Boediono, yang mengingatkan bahwa di tahun 1970an, saat kita kesulitan, atau negara-negara berkembang kesulitan pangan, dunia mengalokasikan dana bagi riset padi dan akhirnya membuat produksi pangan kita meningkat dengan baik. Jadi, hal ini yang kami dapatkan arahan dari Wapres, kami rasa akan kami bawa dalam forum G20 nanti," ujarnya. Pak Boediono yang dimaksudnya adalah Wakil Presiden.
Apalagi, Menkeu menjelaskan, situasi saat ini ketika tiap-tiap negara lebih mengutamakan pengelolaan pangan karena cuaca ekstrem dan iklim yang memburuk dan dapat membuat inflasi tinggi karena harga-harga meningkat.
"Saya kira pengelolaan pangan harus kita utamakan. Kalau sampai negara-negara lain sampai mengalami kondisi pangan karena cuaca ekstrim sehingga mereka mesti melakukan pengamanan nasionalnya, itu bisa membuat harga pangan meningkat. Dan kalau pangan meningkat, terus inflasi tinggi, itu akan membuat negara-negara mengalami kesulitan," ujarnya.
Indonesia, ujar dia, saat ini dalam kondisi aman dari ancaman krisis pangan, namun di masa mendatang neraca persediaan pangan harus terus dijaga dengan menyiapkan cadangan pangan yang baik.
"Indonesia pada kuartal I sudah dalam kondisi aman pangan, bukan berarti kuartal II and III aman akan pangan karena cuaca ekstrim ini harus kita antisipasi, kita harus betul-betul menjaga neraca pangan Indonesia termasuk meyakinkan Bulog memiliki cadangan pangan yang baik," ujarnya menambahkan.
(T.S034/B012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011