Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Kabinet (Mensesneg) Sudi Silalahi menegaskan, perjalanan dinas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke luar negeri bukanlah pekerjaan seremonial atau penghambur-hamburan uang, tapi perjalanan yang sudah direncanakan dengan target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Demikian disampaikan Mensesneg Sudi Silalahi dalam Rapat Kerja dengan Komisi II DPR, di Gedung DPR Jakarta, Rabu, yang dipimpin Ketua Komisi II DPR, Chaeruman Harahap.
Sudi menyebutkan, sepanjang 2010 Presiden SBY telah melakukan tujuh perjalanan dinas ke luar negeri, antara lain Australia (9-11 Maret), Papua Nugini (11-12 Maret), Vietnam (7-10 April), Singapura (17-19 Mei), Norwegia (25-28 Mei), Kanada (26-30 Juni), dan China dan Vietnam (26-31 Oktober).
"Hasilnya banyak sekali, dan sangat kongkrit bagi negara kita, mulai dengan peningkatan kerja sama bilateral, regional hingga terpilihnya Indonesia menjadi Ketua ASEAN," jelas Sudi.
Ia menunjuk contoh untuk kunjungan ke Australia, misalnya telah dihasilkan kesepakatan peningkatan kerja sama bidang kesejahteraan rakyat pada sektor pendidikan, kesehatan dan pariwisata.
Kunjungan ke China menghasilkan peningkatan kerja sama perekonomian bidang perdagangan dan investasi melalui penandatanganan 27 MoU antara pengusaha Indonesia dan Cina, dengan target volume perdagangan Indonesia-Cina meningkat menjadi 50 milar dolar AS paling lambat pada 2015.
Untuk kehadiran Indonesia dalam KTT ASEAN ke-17 di Vietnam, Oktober lalu, Indonesia terpilih sebagai Ketua ASEAN 2011, dengan target memperkuat konsolidasi internal ASEAN, dan memperdalam hubungan ekonomi dan konektivitas antar anggota ASEAN.
"Jadi tidak ada yang sia-sia, karena kami sudah merencanakan secara matang pilihan negara, target dan tujuan dari setiap perjalanan dinas ke luar negeri," kata Sudi Silalahi.
Selain proaktif melakukan kunjungan ke luar negeri, menurut Sudi, Presiden SBY juga menerima kunjungan kenegaraan kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat.
Selama 2010, menurut Mensesneg, ada tujuh tamu negara yang diterima Presiden SBY, yaitu Presiden Islandia Dorrit Moussaieff, Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Swiss Roland Hausin, Perdana Menteri Australia Tim Mathieson, Presiden Austria Margit Fischer, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Kunjungan daerah
Mengenai perbandingan kunjungan Presiden SBY ke luar negeri dengan ke daerah-daerah di tanah air, Sudi Silalahi mengatakan, jauh sekali.
"Untuk 2010 lalu, Presiden hanya melakukan tujuh kali perjalanan dinas ke luar negeri, sementara perjalanan dinas ke daerah mencapai 27 kali," tuturnya.
Perjalanan Presiden SBY ke daerah-daerah, menurut Sudi, selain untuk menghadiri acara-acara pembangunan, seperti peresmian program dan infrastruktur atau pembukaan sebuah event, dan mengikuti event internasional yang diselenggarakan di daerah, juga yang tidak kalah sering adalah menemui para korban bencana.
Selama 2010 itu, menurut Sudi, Presiden SBY menemui korban bencana di Gunung Sinabung, Wasior, Padang berkaitan dengan tsunami Mentawai, dan sejumlah daerah korban letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Jadi selain melaksanakan tugas-tugas kenegaraan, Presiden juga ingin selalu mendekatkan diri dengan masyarakat daerah termasuk di daerah-daerah yang terkena musibah," demikian Sudi Silalahi.
(T.D011/S019)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011