Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial menyingkronkan layanan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), penyandang disabilitas, hingga anak yatim piatu akibat terdampak COVID-19, melalui Sentra Kreasi ATENSI (SKA).
Untuk keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan program dukungan lainnya, seperti Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) serta pengentasan kemiskinan kelompok rentan, SKA mengoneksikan pemberdayaan dengan berbagai usaha yang dilakukan para penerima manfaat.
“Contoh pemberdayaan bagi penyandang disabilitas dengan memberikan motor roda tiga dan kursi roda dengan dukungan balai-balai yang menyelenggarakan asistensi rehabilitasi sosial, dimana masyarakat yang kena PHK dan PPKS bisa menggelar lapak dagangan mereka di sentra-sentra itu,” kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak pada Kemensos Kanya Eka Santi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain pemberdayaan sosial, kata dia, perlindungan sosial bagi anak yatim yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19, Kemensos melalui bantuan Asistensi Rehabilitasi (ATENSI) Rehabilitasi Sosial Anak memberikan bantuan dukungan fasilitas dan psikososial.
“Bantuan dukungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu berupa fasilitas pengasuhan, dukungan psikososial serta bantuan Rp300 ribu per bulan bagi yang belum bersekolah dan Rp200 ribu bagi yang sudah sekolah,” ucap Kanya.
Ia menjelaskan strategi untuk upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia, juga dilakukan Kemensos dengan mengatasi berbagai masalah di kelompok rentan.
“Kami berupaya agar kelompok rentan dan PPKS itu memiliki penghasilan, selain mereka mendapatkan perlindungan, pemberdayaan dan rehabilitasi sosial untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan program yang langsung menyentuh individu maupun yang berbasis keluarga,” kata Kanya.
Untuk menghilangkan stigma penyandang disabilitas tidak bisa hidup mandiri dan bergantung pada orang lain, Kemensos telah mengubah stigma itu sehingga mereka bisa hidup mandiri dan bisa produktif tanpa bantuan orang lain.
“Melalui rehabilitasi sosial, rasa percaya diri disabilitas dibangkitkan, didukung keluarga dan lingkungan sosial, menjadikan mereka mandiri, ” ujar dia.
Keseriusan Mensos memberikan dukungan bagi para penyandang disabilitas, menurut dia, salah satunya ditunjukkan dengan langsung memberikan bantuan motor roda tiga pada penerima manfaat bernama Gading, agar memudahkan akses kemana-mana dan berjualan kopi keliling lebih banyak tempat sehingga ada peningkatan pendapatan hariannya.
Sementara akses bagi tuna wisma diupayakan oleh Kemensos agar mereka bisa bekerja dengan syarat mengikuti rehabilitasi sosial dan mendapat pelatihan vokasional, lalu disalurkan bekerja ke berbagai perusahaan, salah satunya WIKA.
“Jelas sudah skema dan strategi yang dilakukan kami bagi kelompok rentan, marginal, termasuk bagi tuna sosial dengan berbagai upaya yang tidak terlihat, namun terus dilakukan secara terprogram dan terencana,” kata Kanya.
Dukungan bagi kelompok miskin dan rentan melalui pengembangan SKA sebagai tempat seseorang mendapatkan akses pekerjaan, sosialisasi juga bagi KPM PKH dan BPNT yang bisa menjual barang dagangan di 41 SKA di seluruh Indonesia.
Kemudian intervensi bagi kelompok rentan juga ada melalui program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) agar mereka tidak kesulitan tempat tinggal dan bisa menata hidup lebih sejahtera.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021